Kejujuran dan Kekonsistenan Pengarang Injil? bag 1

0
setiap orang Kristen pasti meyakini bahwa para pengarang Injil kanonik adalah manusia-manusia pilihan.
bahkan lebih dari itu mereka adalah manusia-manusia yang mendapatkan bimbingan dari Roh kudus dalam karangan tulisannya yang menceritakan tentang Yesus.

apalagi ada tertulis:

Amsal 14:5

"Saksi yang setia tidak berbohong, tetapi siapa menyembur-nyemburkan kebohongan, adalah saksi dusta."

Ams. 19:5 Saksi dusta tidak akan luput dari hukuman, orang yang menyembur-nyemburkan kebohongan tidak akan terhindar

namun sampai keyakinan tersebut berdasarkan sebuah penilaian yang obyektif atau sebuah penilaian yang bersandarkan kepada dogmatis semata?
bahwa pengarang Injil adalah orang-orang yang jujur.

dan penulis coba cari-cari apologi mereka tentang masalah ini, tetapi yang penulis temukan (www.greatcom.org) bukan pada persoalan "isi" dari yang ditulis tersebut itu benar atau tidak ,untuk membuktikan kejujuran pengarang tetapi sebuah apologi pembelaan bukan tentang kejujuran pengarang Injil tetapi penjelasan tentang terjaganya naskah-naskah kono mengenai naskah perjanjian baru?

ada juga sebuah apologi (www.sabda.org) yang mengutip beberapa "isi" ayat yang dianggap benar(pembahasannya tidak secara spesifik tentang Injil tetapi lebih luas yaitu mengenai Alkitab), maka dengan alasan beberapa saja apa bisa menjadi pembenar kalau pengarang alkitab itu jujur?

dan itu sangat berbeda sekali apabila ditemukan beberapa penjelasan/keterangan mereka itu tidak benar maka bisa dikatakan mereka tidak jujur.

maka dalam kesempatan ini penulis coba membuat tulisan mengenai masalah ini,yang lebih spesifik kepada persoalan Kejujuran dan kekonsistenan Pengarang Injil, dan tentu saja dimulai dengan Injil Karangan Matius.
dan dalam bagian awal ini akan menyoroti Matius 1:1-20

kita perhatikan Matius 1:1-20 dari alkitab terjamahan baru

1:1 Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham.
1:2 Abraham memperanakkan Ishak, Ishak memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan Yehuda dan saudara-saudaranya,
1:3 Yehuda memperanakkan Peres dan Zerah dari Tamar, Peres memperanakkan Hezron, Hezron memperanakkan Ram,
1:4 Ram memperanakkan Aminadab, Aminadab memperanakkan Nahason, Nahason memperanakkan Salmon,
1:5 Salmon memperanakkan Boas dari Rahab, Boas memperanakkan Obed dari Rut, Obed memperanakkan Isai,
1:6 Isai memperanakkan raja Daud. Daud memperanakkan Salomo dari isteri Uria,
1:7 Salomo memperanakkan Rehabeam, Rehabeam memperanakkan Abia, Abia memperanakkan Asa,
1:8 Asa memperanakkan Yosafat, Yosafat memperanakkan Yoram, Yoram memperanakkan Uzia,
1:9 Uzia memperanakkan Yotam, Yotam memperanakkan Ahas, Ahas memperanakkan Hizkia,
1:10 Hizkia memperanakkan Manasye, Manasye memperanakkan Amon, Amon memperanakkan Yosia,
1:11 Yosia memperanakkan Yekhonya dan saudara-saudaranya pada waktu pembuangan ke Babel.
1:12 Sesudah pembuangan ke Babel, Yekhonya memperanakkan Sealtiel, Sealtiel memperanakkan Zerubabel,
1:13 Zerubabel memperanakkan Abihud, Abihud memperanakkan Elyakim, Elyakim memperanakkan Azor,
1:14 Azor memperanakkan Zadok, Zadok memperanakkan Akhim, Akhim memperanakkan Eliud,
1:15 Eliud memperanakkan Eleazar, Eleazar memperanakkan Matan, Matan memperanakkan Yakub,
1:16 Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus.
1:17 Jadi seluruhnya ada: empat belas keturunan dari Abraham sampai Daud, empat belas keturunan dari Daud sampai pembuangan ke Babel, dan empat belas keturunan dari pembuangan ke Babel sampai Kristus.
1:18 Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri.
1:19 Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam.
1:20 Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.

masalah pertama

HUBUNGAN YESUS DAN YUSUF

dalam ayat diatas pengarang Injil Matius membuka Injil karangannya dengan penjelasan tentang Yesus sebagai keturunan Daud.

dan tentu saja pengarang punya pertimbangan-pertimbangan tertentu ,kenapa harus memulai dari itu.
yang jelas pengarang pengarang Injil Matius melihat begitu penting Yesus dijelaskan sebagai keturunan Daud.

kemudian perlu membuat perincian nama-nama "nenek moyangnya", yang dimulai dari Abraham dan berujung pada Yusuf suami Maria.
dan perlu membutuhkan 15 ayat untuk menjelaskan urutan-urutan nama tentang Silsilah Yesus.

dan dibingkai dengan penjelasan selanjutnya pada ayat 17

1:17 Jadi seluruhnya ada: empat belas keturunan dari Abraham sampai Daud, empat belas keturunan dari Daud sampai pembuangan ke Babel, dan empat belas keturunan dari pembuangan ke Babel sampai Kristus.

namun 15 belas ayat yang sudah dirangkai sedemikian rupa diruntuhkan sendiri oleh pengarang Injil matius dengan penjelasan tentang Yusuf = hubungan Yusuf dan Yesus.

setelah menjelaskan tentang silsilah yang 14...14..14... =triple 14

yaitu pada ayat 18

1:18 Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri.

penjelasan ini siapapun pasti mengerti bahwa Yesus bukan anak biologis Yusuf = yesus bukan keturunan Daud secara biologis.

dari beberapa apologi orang Kristen bahwa dalam hal ini , pengarang Injil matius menjelaskan dari sisi hukum yahudi.

maka menanggapi apolologi semacam ini muncul pertanyaan :

hukum Yahudi yang mana,seorang yang bukan anak(biologis)nya bisa dianggap keturunan dari nenek moyangnya?

maka kita balikan pertanyaan ini kepada orang yang berapologi semacam ini dengan minta bukti tercatat dari kitabnya orang yahudi yang mendukung argumentasi mereka tersebut!

mereka mungkin berapologi bahwa dalam "adat"orang yahudi menisbatkan keturunan kepada wanita tidak umum.bahkan dinggap tabu, jadi tidak mungkin silsilah dijelaskan dari sisi Maria.

apologi semacam ini tidak memperhatikan ayat lain yang juga sama-sama di Injil karangan Matius.

Matius 13:55 “ bukankah ibunya bernama Maria dan saudara-saudaranya :yakobus,yusuf,simon dan Yudas?”

maka yang lebih tepat adalah Yesus anak Yusuf adalah berdasarkan "anggapan orang" yang tidak tahu sebenarnya = sekedar anggapan saja,sesuai pengetahuan mereka.

tetapi kalau hubungan Yusuf dan Yesus sebagai hubungan ayah dan anak menurut anggapan orang,fakta yang tercatat didalam Injil karangan matius tidak ada penjelasan bahwa Yesus anak Yusuf berdasarkan anggapan orang.

sangat berbeda sekali dengan apa yang disampaikan Pengarang Injil Lukas yang mengakui secara elegan bahwa apa yang dicatat olehnya berdasarkan "anggapan orang"

3:23 Ketika Yesus memulai pekerjaan-Nya, Ia berumur kira-kira tiga puluh tahun dan menurut anggapan orang , Ia adalah anak Yusuf, anak Eli

masalah kedua

HUBUNGAN YUSUF DAN MARIA

ayat 18

1:18 Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri.

penjelasan dalam awal ayat ini hubungan Yusuf dan MAria adalah masih bertunangan , tetapi kemudian perlu dijelaskan bahwa Maria belum suami istri.

kalau kita hanya memperhatikan terjemahan versi baru ini hanya melihat sekedar ,pengulangan dalam hal penjelasan bahwa seorang baru bertungan maka pasti ia belum sebagai suami istri.

tetapi mari kita lihat beberapa versi terjemahan lain

versi terjemahan lama

Adapun kelahiran Yesus Kristus demikian halnya: Tatkala Maryam, yaitu ibunya, bertunangan dengan Yusuf, sebelum keduanya bersetubuh, maka nyatalah Maryam itu hamil daripada Rohulkudus

versi Kitab suci Injil

Demikianlah riwayat kelahiran Isa Al Masih itu: Ketika Maryam, ibu-Nya, masih bertunangan dengan Yusuf, ternyata Maryam telah mengandung oleh karena kuasa Ruh Allah, walaupun Maryam dan Yusuf belum melakukan hubungan sebagai suami istri.

maka kalau seandainya Yusuf dan Maria melakukan hubungan intim maka itu adalah perzinahan,walaupun ia sudah bertunangan.

kalau sebelumnya menjelaskan hubungan Maria dan Yusuf baru sebatas tunangan tetapi ayat ayat selanjutnya dalam versi terjemahan Baru menyebut sebagai "suaminya"

kalau kita lihat beberapa versi terjemahan bahasa indonesia dalam ayat 18 ada yang menyebut Yusuf sebagai tunangangnya,yaitu terjemahan Bis,Ksi,FAYH

sedangkan dalam terjemahan bahasa Inggris hampir semua menyebut Yusuf :her husband, satu-satunya yang tidak menyebut her Husband adalah versi philips

untuk lebih jelas baca disini

http://sabdaweb.sabda.org/bible/verse/?b=40&c=1&v=19&version=tb&view=single&lang=indonesia&theme=clearsky

tetapi baik yang terjemahan versi bahasa indonesia maupun bahasa Inggris,yang menyebut sebagai tunangan adalah dari versi-versi terjemahan "baru" = edisi revisi = menyadari sebelumnya ada masalah,maka perlu direvisi.

karena kalau kita lihat terjemahan baru ini ada persoalan,kalau sebelumnya ditegaskan hubungan Maria dan Yusuf masih dalam taraf tunangan tetapi penjelasan berikutnya lebih dekat pada penjelasan pada hubungan yang sudah menjadi suami istri,karena menggunakan istilah "cerai" tetapi berikutnya "mengambil istri" = belum menjadi istrinya

maka kesimpulan pada point masalah kedua ini lebih dekat pada persoalan ketidak konsistenan pengarang, atau penerjemah..... tetapi tetap saja menunjukan ketidak konsistenan dikalangan mereka.

masalah 3

tentang 14..14...14

MAT 1:17 Jadi seluruhnya ada: empat belas keturunan dari Abraham sampai Daud, empat belas keturunan dari Daud sampai pembuangan ke Babel, dan empat belas keturunan dari pembuangan ke Babel sampai Kristus.

soal masalah ini ada yang sangat menarik,yaitu penulis mencoba beberapa kali membuat pertanyaan / permintaan kepada beberapa orang Kristen dari berbagai forum yang pernah dilakukan penulis, agar mereka mau menjelaskan kalau ayat itu benar.

dan tanggapannya beraneka ragam, ada yang sangat emosional terhadap pertanyaan /permintaan penjelasan tersebut,kemudian menghindar tidak mau menjawab hingga sekarang, ada juga yang emosi pada awalnya (padahal dari postingan-postingan sebelumnya ia sangat tenang) kemudian menghindar sementara..tetapi setelah dikejar dan dipancing kemudian ia mau menjawab sesuai kemampauannya, ada juga yang bersikap masa bodoh terhadap masalah ini,benar tidak benar nggak penting baginya.

semua tanggapan ini mewakili karakter mereka masing-masing, tetapi melihat tanggapannya maka ayat ini pasti ada masalah,karena kalau tidak ada masalah dan bisa dijelaskan tidak mungkin mereka menanggapi seperti itu.

dan dalam hal ini saya akan mengambil beberapa jawaban dari mereka.

pertama jawaban netter Kristen yang bernama Robert (di Al-islahonline.com
tanggal 5 juli 2006

=====
14 urutan keturunan dari Abraham:

Abraham
Ishak
Yakub
Yehuda + Tamar
Perez
Hezron
Ram
Aminadab
Nahason
Salmon + Rahab
Boas + Rut
Obed
Isai
Daud + Istri Uria

14 Keturunan:
Salomo
Rehabeam
Abia
Asa
Yosafat
Yoram
Uzia
Yotam
Ahas
Hizkia
Manasye
Amon
Yosia
Yekhonya

13 Keturunan:
Sealtiel
Zerubabel
Abihud
Elyakim
Azor
Zadok
Akhim
Eliud
Eleazar
Matan
Yakub
Yusuf
Yesus

Pada silsilahnya Matius mencantumkan 41 nama. Ayat 1:17 menyebutkan,
?Jadi seluruhnya ada: empat belas keturunan dari Abraham sampai Daud, empat belas keturunan dari Daud sampai pembuangan ke Babel, dan empat belas keturunan dari pembuangan ke Babel sampai Kristus.?
Yang terdaftar adalah:

1.Dari Abraham hingga Daud 14 keturunan.
2.Dari Salomo ke pembuangan Babel (Yekhonya atau Yoyakhin) 14 keturunan.
3.Dari Sealtiel hingga Yesus hanya 13 keturunan, jadi kurang 1.

Ada beberapa raja yang diloncat oleh Matius. Seharusnya antara Yoram dan Uzia ada tiga generasi raja lagi: Yoram - Ahazia - Yoas - Amazia - Uzia (Azarya). Antara Yosia dan Yekhonya seharusnya ada satu raja lagi: Yosia - Yoyakim ? Yoyakhin.

Kesimpulan (robert)
Penulisan silsilah Yesus bukan focus utama dalam pemberitaan kelahirannya melainkan seperti penjelasan diatas bahwa silsilah tersebut untuk menunjukkan penggenapan nubuatan tentang akan datangnya Mesias yang dijanjikan dan pada awal-awal kekeristenan, umat Kristen dan gereja tidak mempermasalahkan hal tsb .

Wasalam
Robert

======

maka dalam hal ini sebenarnya sangat jelas sekali diantara mereka sebenarnya mengakui bahwa dalam hal ini pengarang Injil Matius tidak jujur .

kalau persoalan ini dianggap bukan focus utama kenapa pembahasannya di taruh bagian awal?

dan harus sampai membutuhkan 15 ayat (sekitar 60 % dari pasal 1) ?

maka lagi-lagi apologi semacam ini adalah apologi yang menutup mata lahir dan mata hati tentang persoalan ini.

kemudian apologi lain dari netter Kristen di forum ini,yaitu sdr Erasmus tanggal 30 desember 2006

=====
Mengenai Matius 1:17,
Saya sendiri sempat terkejut.Tetapi setelah saya teliti ayat tersebut ternyata ada permainan kata-kata yang dilakukan oleh penulis Injil Matius.Baca dengan teliti ayat tersebut.Akan saya jelaskan berdasarkan keterangan dari ayat tersebut:
a.Empat belas keturunan dari Abraham sampai Daud: 1.Abraham, 2.Ishak, 3.Yakub, 4.Yehuda, 5.Peres, 6.Hezron, 7.Ram, 8.Aminadab, 9.Nahason, 10.Salmon, 11.Boas, 12.Obed, 13.Isai, 14.Daud.
b.Empat belas keturunan dari Daud sampai pembuangan ke Babel: 1.Daud, 2.Salomo, 3.Rehabeam, 4.Abia, 5.Asa, 6.Yosafat, 7.Yoram, 8.Uzia, 9.Yotam, 10.Ahas, 11.Hizkia, 12.Manasye, 13.Amon, 14.Yosia (sampai pembuangan ke Babel).
c.Empat belas keturunan dari pembuangan ke Babel sampai Kristus:1.Yekhonya(dari pembuangan ke Babel), 2.Sealtiel, 3.Zerubabel, 4.Abihud, 5.Elyakim, 6.Azor, 7.Zadok, 8.Akhim, 9.Eliud, 10.Eleazar, 11.Matan, 12.Yakub, 13.Yusuf, 14.Yesus (Kristus).

Hal ini bisa terjadi karena penulis Injil Matius dengan sengaja menghitung Daud dua kali.Sementara pada pembuangan ke Babel penghitungannya dibuat normal kembali dengan hanya menuliskan peristiwa sehingga otomatis tidak ada nama yang perlu dihitung dua kali.Penulis Injil Matius dengan cerdik melakukan permainan kata-kata.
====

dan sekilas apologi ini benar,tetapi kalau kita perhatikan secara seksama ,kuncinya adalah apakah Yosia termasuk orang yang hidup pada pembuangan babel atau tidak.

dan persoalan ini pernah saya tanyakan kepada sdr Erasmus maupun netter Kristen lainnya,tetapi fakta sampai sekarang tak ada satupun dari mereka tidak bisa membuktikan kalau Yosia hidup pada masa pembuangan babel.

karena memang fakta tak ada satupun penjelasan bahwa Yosia hidup pada masa pembuangan babel,sangat berbeda sekali dengan yekhonya yang secara tegas tertulis didalam alkitab hidup pada masa pembuangan babel


Yer. 24:1 Lihatlah, TUHAN memperlihatkan kepadaku dua keranjang buah ara berdiri di hadapan bait TUHAN. Hal itu terjadi sesudah Nebukadnezar, raja Babel, mengangkut ke dalam pembuangan Yekhonya bin Yoyakim, raja Yehuda, beserta para pemuka Yehuda, tukang dan pandai besi dari Yerusalem dan membawa mereka ke Babel.

Yer. 27:20 yang tidak diambil oleh Nebukadnezar, raja Babel, ketika ia mengangkut Yekhonya bin Yoyakim, raja Yehuda, ke dalam pembuangan beserta segala pemuka Yehuda dan Yerusalem, dari Yerusalem ke Babel, --

maka dalam hal ini pengarang Injil Matius tidak sedang melakukan permainan kata,tetapi melakukan ketidak jujuran!

karena dengan mengacu pada apa yang ditulis pada Matius 1:17 maka yang benar adalah:

a.Empat belas keturunan dari Abraham sampai Daud:

1.Abraham, 2.Ishak, 3.Yakub, 4.Yehuda, 5.Peres, 6.Hezron, 7.Ram, 8.Aminadab, 9.Nahason, 10.Salmon, 11.Boas, 12.Obed, 13.Isai, 14.Daud.

b.Empat belas keturunan dari Daud sampai pembuangan ke Babel:

1.Daud, 2.Salomo, 3.Rehabeam, 4.Abia, 5.Asa, 6.Yosafat, 7.Yoram, 8.Uzia, 9.Yotam, 10.Ahas, 11.Hizkia, 12.Manasye, 13.Amon, 14.Yosia 15. yekhonya(pembuangan Babel)


c.Empat belas keturunan dari pembuangan ke Babel sampai Kristus:

1.Yekhonya(dari pembuangan ke Babel), 2.Sealtiel, 3.Zerubabel, 4.Abihud, 5.Elyakim, 6.Azor, 7.Zadok, 8.Akhim, 9.Eliud, 10.Eleazar, 11.Matan, 12.Yakub, 13.Yusuf, 14.Yesus (Kristus).

lagi-lagi bukan 14..14..14 tetapi 14...15....14.


dalam hal ini sdr Erasmus pernah memberi saran :
=====

Mengenai kejujuran penulis Injil Matius,
Lebih baik jangan langsung memutuskan penulis Injil Matius tidak jujur sebab masih banyak kemungkinan-kemungkinan lainnya,seperti:
1.Penulis Injil Matius lalai dalam menulis.
2.Penulis Injil Matius menggunakan sumber data yang salah.
3.Penyalin Injil Matius lalai dalam menyalin.
Jadi dengan demikian hanya Tuhan yang tahu kejadian sebenarnya dari terlewatnya beberapa nama dalam silsilah tersebut.Saya kalau ada kesempatan akan mencoba meneliti sendiri naskah-naskah kuno Injil Matius tersebut.

Demikian penjelasan saya.Terima kasih.
=======

dalam hal ingin memberikan apologi soal ketidak jujuran pengarang Injil tetapi mengakui kalau pengarang Injil bisa jadi :

1.Penulis Injil Matius lalai dalam menulis.
2.Penulis Injil Matius menggunakan sumber data yang salah.
3.Penyalin Injil Matius lalai dalam menyalin

maka kesalahannya itu apa tidak membuat menyesatkan banyak orang? ini contoh kasus yang mudah dibuktikan karena menyangkut angka-angka,yang bisa dibuktikan benar tidaknya.
dan fakta-fakta susah dibantah.

bagaimana tulisan-tulisan yang lain,yang menyangkut tentang peristiwa,pesan dll?

apa tidak mungkin pengarang Injil matius juga salah dalam menulis,salah menggunakan sumber berita??

dan apologi semacam itu juga susah bertahan ketika apa yang dikarang tentang Silsilah Yesus tersebut kita cocokan dengan catatan lain dari kitab sebelumnya.

yaitu Matius 1:6-11 kita cocokan dengan 1 Tawarikh 3:5-17

1tawarikh 3:5,

3:5 Inilah yang lahir bagi dia di Yerusalem: Simea, Sobab, Natan dan Salomo, empat orang dari Batsyua binti Amiel,
3:10 Keturunan Salomo ialah Rehabeam; anak orang ini ialah Abia; anak orang ini ialah Asa; anak orang ini ialah Yosafat;
3:11 anak orang ini ialah Yoram; anak orang ini ialah Ahazia; anak orang ini ialah Yoas;
3:12 anak orang ini ialah Amazia; anak orang ini ialah Azarya; anak orang ini ialah Yotam;
3:13 anak orang ini ialah Ahas; anak orang ini ialah Hizkia; anak orang ini ialah Manasye;
3:14 anak orang ini ialah Amon; anak orang ini ialah Yosia.
3:15 Anak-anak Yosia: anak sulung ialah Yohanan, anak yang kedua ialah Yoyakim, anak yang ketiga ialah Zedekia dan anak yang keempat ialah Salum.
3:16 Keturunan Yoyakim ialah Yekhonya, anaknya itu, dan anak orang ini ialah Zedekia.
3:17 Anak-anak Yekhonya, orang kurungan itu, ialah Sealtiel, anaknya,

ada empat nama yang tak dicantumkan oleh pengarang Injil Matius (yang juga sudah diakui oleh robert,pengakuan tersebut karena penulis sentil dahulu soal ini,yang membuat ia mau menjawab)

maka apologi ini semacam diatas runtuh ...karena fakta yang ini susah dibantah bahwa pengarang Injil Matius jelas-jelas melakukan sebuah ketidak jujuran demi sebuah gagasan tentang 14...14...14...

maka kesalahan / ketelodoran dalam penyusunan soal silsilah Yesus adalah atas kehendak Allah bahwa ketidak jujuran pengarang Injil matius susah untuk dibantah.

pengarang Injil Matius lebih tertarik kepada gagasan "ilmu gathuk-gathuk" dengan penekanan pada nomerologi Ibrani.

sebagai contoh pengarang Injil Matius menyebut yosia memperanakan Yekhonya

1:11 Yosia memperanakkan Yekhonya dan saudara-saudaranya pada waktu pembuangan ke Babel.

melihat keterangan ini sangat jelas hubungan Yosia dan yekhonya adalah hubungan ayah dan anak.

tetapi fakta tercatat didalam kitab-kitab sebelumnya secara tegas ayah Yekhonya adalah Yoyakim


Yer. 24:1 Lihatlah, TUHAN memperlihatkan kepadaku dua keranjang buah ara berdiri di hadapan bait TUHAN. Hal itu terjadi sesudah Nebukadnezar, raja Babel, mengangkut ke dalam pembuangan Yekhonya bin Yoyakim, raja Yehuda, beserta para pemuka Yehuda, tukang dan pandai besi dari Yerusalem dan membawa mereka ke Babel.

Yer. 27:20 yang tidak diambil oleh Nebukadnezar, raja Babel, ketika ia mengangkut Yekhonya bin Yoyakim, raja Yehuda, ke dalam pembuangan beserta segala pemuka Yehuda dan Yerusalem, dari Yerusalem ke Babel, --



dan mereka biasanya akan beralasan bahwa kata "memperanakan" bukan berarti ayah dan anak tetapi bisa bermakna keturunan.

yang beralasan ini lupa bahwa dalam matius 1:11 memberikan keterangan "waktu" juga yaitu pada masa pembuangan babel.

kalau diartikan keturunan apa cocok kalau disebut,(saya membuat contoh lain)

Abraham memperanakan yekhonya pada masa pembuangan Babel??

apa orang tidak berfikir / memahami ada orang yang bernama Abraham hidup pada masa pembuangan babel?

dan juga mereka yang melakukan apologi semacam ini tidak memperhatikan juga versi-versi terjemahan lain yang menyebut secara tegas dalam Mat 1:11 bahwa Yosia ayah Yekhonya

Firman Allah Yang Hidup :Yosia ayah Yekhonya dan saudara-saudaranya (dilahirkan pada waktu pembuangan ke Babel).
Yosia, ayah Yekhonya dan saudara-saudaranya. Pada saat itulah orang Yahudi dibawa ke pembuangan Babel.

Kitab Suci Injil : Yosia mempunyai anak, Yekhonya dan saudara-saudaranya, pada masa bani Israil dibuang ke Babel;

Alkitab Shellabear [draft]: dan Yushia beranakkan Yakunia dan saudara-saudaranya, pada waktu berpindah ka-Babil.


Alkitab Klinkert 1863: Maka {1Ta 3:16} Josias beranak Jechonias dan segala soedaranja, kira-kira pada masa pindah kanegari Babil.

Alkitab Klinkert 1870 Maka Josia beranak Jechonia dan segala kakak-adiknja, ija-itoe pada masa pemindahan ka Babil;



maka dengan keterangan-keterangan ini saja... apakah ada yang masih menganggap pengarang Injil Matius itu jujur dan Konsisten??

bersambung

menjawab soal Nashara di Al Qur-an

0
segala puji bagi 4jjl yang telah memberikan kita semua nikmat-nikmatnya yang tiada terhingga ,terutama nikmat Iman dan islam

para ulama-ulama Besar sejak dahulu memberi nama/istilah pemahaman tentang ayat-ayat Allah dalam al Qur'an dengan menyebut istilah "tafsir"
dan para ulama-ulama tersebut yang demikian dalamnya ilmunya,begitu luas pengetahuannya masih menyebut dengan istilah "tafsir Al Qur'an"

para Ulama-Ulama tersebut memberikan tauladan yang begitu mulia yaitu tentang kerendahan hati... inilah salah satu sikap yang membedakan orang mukmin dengan umat terdahulu yang dimurkai 4jjl dan berada dijalan yang sesat.

hal ini saya juga ingin menyampaikan tentang penafsiran Nashara didalam Al-Qur'an tersebut :
1. berdasarkan metode tafsir Al qur'an dengan Al Qur'an
2. berdasarkan pandangan ulama yang berdasarkan / dalil ,hadist,sejarah,konteks kekinian.

dalam hal penafsiran Al Qur'an dengan Al Qur'an ,metode ini pernah saya terima dari Bp Nabhan Husein dari dewan dakwah,kebetulan beberapa tahun yang lalu pernah belajar sedikit tentang metode dasar menafsirkan Al Qur'an dengan Al Qur'an, walaupun singkat pertemuan saya dengan Bp Nabhan Husein,namun saya meresakaan betapa berharganya ilmu yang disampaikan beliau!

salah satu penafsiran tersebut pernah saya postingkan disini soal siapakah anak Ibrahim yang hampir disembelih!
yaitu dengan metode,kalau ingin tahu lebih jelas tentang sesuatu/kata dalam Al Qur'an maka pelajari semua ayat Al Qur'an yang ada kata tersebut,sebagai contoh untuk memahami siapa itu nasrani/nashara,maka pelajari semua ayat yang ada kata nasrani/nashara, ataupun lainnya!

kata nashara itu juga sama dengan kata yang ada di Qs Al Baqarah 120 yang mungkin sering dikutip para dai untuk menujukan permasalahan yang diadapi/ tabiat orang yahudi nasrani

dalam hal ini yang ingin saya sampaikan hanya terfokus untuk nashara/nasrani.
karena mungkin kita lebih sering berinteraksi dengan mereka
kita tidak hanya tahu siapa dia tapi bagaimana dia menurut Al Qur'an

setidaknya Al Qur’an menyebut kata “Nashara” ada 14 X(empat belas kali)
Al Baqarah:

62 Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

111 Dan mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata: "Sekali-kali tidak akan masuk surga kecuali orang-orang (yang beragama) Yahudi atau Nasrani". Demikian itu (hanya) angan-angan mereka yang kosong belaka. Katakanlah: "Tunjukkanlah bukti kebenaranmu jika kamu adalah orang yang benar".

113 Dan orang-orang Yahudi berkata: "Orang-orang Nasrani itu tidak mempunyai suatu pegangan", dan orang-orang Nasrani berkata: "Orang-orang Yahudi tidak mempunyai sesuatu pegangan," padahal mereka (sama-sama) membaca Al Kitab. Demikian pula orang-orang yang tidak mengetahui, mengatakan seperti ucapan mereka itu. Maka Allah akan mengadili di antara mereka pada hari kiamat, tentang apa-apa yang mereka berselisih padanya.

120 Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.

135 Dan mereka berkata: "Hendaklah kamu menjadi penganut agama Yahudi atau Nasrani, niscaya kamu mendapat petunjuk". Katakanlah: "Tidak, bahkan (kami mengikuti) agama Ibrahim yang lurus. Dan bukanlah dia (Ibrahim) dari golongan orang musyrik".



140 ataukah kamu (hai orang-orang Yahudi dan Nasrani) mengatakan bahwa Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub dan anak cucunya, adalah penganut agama Yahudi atau Nasrani? Katakanlah: "Apakah kamu yang lebih mengetahui ataukah Allah, dan siapakah yang lebih lalim daripada orang yang menyembunyikan syahadah dari Allah yang ada padanya?" Dan Allah sekali-kali tiada lengah dari apa yang kamu kerjakan




Al Maidah :
14 Dan di antara orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya kami ini orang-orang Nasrani", ada yang telah Kami ambil perjanjian mereka, tetapi mereka (sengaja) melupakan sebahagian dari apa yang mereka telah diberi peringatan dengannya; maka Kami timbulkan di antara mereka permusuhan dan kebencian sampai hari kiamat. Dan kelak Allah akan memberitakan kepada mereka apa yang selalu mereka kerjakan.


18 Orang-orang Yahudi dan Nasrani mengatakan: "Kami ini adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya". Katakanlah: "Maka mengapa Allah menyiksa kamu karena dosa-dosamu?" (Kamu bukanlah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya), tetapi kamu adalah manusia (biasa) di antara orang-orang yang diciptakan-Nya. Dia mengampuni bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi serta apa yang ada antara keduanya. Dan kepada Allah-lah kembali (segala sesuatu).

51 Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barang siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang lalim.

69 Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, Shabiin dan orang-orang Nasrani, siapa saja (di antara mereka) yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.


82 Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. Dan sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persabahatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya kami ini orang Nasrani". Yang demikian itu disebabkan karena di antara mereka itu (orang-orang Nasrani) terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib, (juga) karena sesungguhnya mereka tidak menyombongkan diri


At Taubah: 30

Orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu putra Allah" dan orang Nasrani berkata: "Al Masih itu putra Allah". Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah-lah mereka; bagaimana mereka sampai berpaling?

Al Hajj : 17

[17] Sesungguhnya orang-orang beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang Shaabi-iin, orang-orang Nasrani, orang-orang Majusi dan orang-orang musyrik, Allah akan memberi keputusan di antara mereka pada hari kiamat. Sesungguhnya Allah menyaksikan segala sesuatu.

maka setelah memperhatikan ayat-ayat diatas maka Nashara adalah orang Kristen , yang menjadi perdebatan adalah ayat-ayat al-baqarah 62, Al maidah 69.

ada sebagian yang berkeyakinan bahwa nashara dalam ayat ini adalah orang-orang pengikut setia yesus pada saat itu...(hawariyun)

tetapi kita harus ingat juga dengan kata yang sama "nashara" disebut secara jelas dan tegas di Al baqarah 120.... dan dalam ayat ini semua sepakat bahwa nashara dalam QS 2:120 adalah orang Kristen (bahkan ayat ini sering dikutip)

maka untuk memahami soal ini sebaiknya diperhatikan juga ayat-ayat berikut

Dalam kelompok mereka tidak sama,ada yang baik(tidak sombong) dan ada zalim
Qs 3:111-113
111 mereka sekali-kali tidak akan dapat memberi membuat mudharat kepadamu,selain dari gangguan-gangguan dan celaan saja,dan jika mereka berperang dengan kamu,pastilah mereka berbalik melarikan diri kebelakang(kalah).kemudian mereka tidak mendapat pertolongan.

112 Mereka diliputi kehinaan dimana saja mereka berada,kecuali jika mereka berpegang pada tali Allah dan Tali(perjanjian ) manusia ,dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan.yang demikian itu karena mereka kafir terhadap ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alas an yang benar.yang demikian itu karena mereka durhaka dan melampaui batas.

113“ mereka itu tidak sama ; di antara Ahli KItab itu ada Golongan yang lurus,mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu dimalam hari,sedang mereka bersujud”.


jadi mereka memang tidak sama,ini mengajarkan kepada kita menilai sesuatu(kelompok) tidak bisa dinilai hitam putih. Harus obyektif atau adil

(Qs al Maidah 8)

Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.


tapi kebanyakan mereka bersikap sombong, merasa hanya kelompoknya sajalah yang masuk syurga Qs Al Baqarah 111

“Dan mereka (Yahudi dan Nasrani ) berkata:” sekali-kali tidak akan masuk syurga
kecuali orang-orang Yahudi atau Nasrani”. Demikian itu hanya angan-angan mereka yang kosong belaka. Katakanlah: “Tunjukkanlah bukti kebenaranmu jika kamu adalah orang yang benar.”

Al Qur’an At Taubah 30-32
30 “ orang-orang yahudi berkata: “uzair itu putera Allah” dan orang Nasrani berkata
Al Masih(isa/Yesus) itu putera Allah”. Demikian itu ucapan mereka dengan mulut mereka,MEREKA MENIRU PERKATAAN ORANG-ORANG KAFIR YANG TERDAHULU,
Dilaknati Allah-lah mereka ;bagaimana mereka bisa berpaling
31 mereka menjadikan orang-orang alimnya ,dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah,dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam(isa/Yesus)
;padahal mereka hanya disuruh meyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka katakana
32 mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah,dan Allah tidak menghendaki selain sempurnanya cahaya-Nya,walaupun orang-orang kafir tidak menyukai.

Dan diantara mereka juga ada yang beriman
Al Qur’an Ali Imran 199
“Dan sesungguhnya diantara Ahli Kitab ada yang beriman ada yang beriman kepada Allah dan KEPADA YANG DITURUNKAN KEPADA KAMU(AL Qur’an) dan yang diturunkan kepada mereka SEDANG MEREKA BERENDAH HATI KEPADA ALLAH DAN TIDAK MENUKAR AYAT-AYAT ALLAH DENGAN HARGA SEDIKIT,MEREKA MEMPEROLEH PAHALA di sisi Tuhan-Nya.Sesungguhnya Allah maha cepat perhitungan-Nya.

sebenarnya inti yang ingin saya sampaikan (sesuai pemahaman ayat tersebut adalah jangan sampai kita umat islam seperti umat-umat terdahulu.

kristenisasi itu memang berbahaya,gerakan liberalime Islam sangat mengkuatirkan, tapi ada yang lebih berbahaya dan menkuatirkan adalah penyakit-penyakit yang pernah menjakiti umat-umat terdahulu!

yaitu penyakit-penyakit mental orang yahudi dan Nasrani hingga mereka menyimpang dari petunjuk Allah.

maka sekali lagi)saya sering baca dan dengar bahwa pemahaman tentang Nasrani / nashara itu buat orang-orang pengikut Isa yang setia (hawariyun ) dan sekarang sudah tidak ada lagi.

pandangan ini seperti bersikap mendua disisi lain sering mengutip Al Baqarah 120 bahwa nashara tersebut adalah orang-orang kristen sampai hari kiamat tapi disi lain memahami ayat lain(62) itu orang yang mengikuti ajaran Yesus dengan sebenar-benarnya.

perlu direnungkan Qs 23:51-62

[51] Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang saleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

[52] Sesungguhnya (agama tauhid) ini, adalah agama kamu semua, agama yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka bertakwalah kepada-Ku.

[53] Kemudian mereka (pengikut-pengikut rasul itu) menjadikan agama mereka terpecah belah menjadi beberapa pecahan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada sisi mereka (masing-masing).

Maka biarkanlah mereka dalam kesesatannya sampai suatu waktu.

[55] Apakah mereka mengira bahwa harta dan anak-anak yang Kami berikan kepada mereka itu (berarti bahwa),

[56] Kami bersegera memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka? Tidak, sebenarnya mereka tidak sadar.

[57] Sesungguhnya orang-orang yang berhati-hati karena takut akan (azab) Tuhan mereka,

[58] Dan orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Tuhan mereka,

[59] Dan orang-orang yang tidak mempersekutukan dengan Tuhan mereka (sesuatu apa pun),

[60] Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka,

[61] mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya.

[62] Kami tiada membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya, dan pada sisi Kami ada suatu kitab yang membicarakan kebenaran, dan mereka tidak dianiaya.

dan persoalan nanti kita serahkan semua kepada Allah sebagaimana firmanya

[17] Sesungguhnya orang-orang beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang Shaabi-iin, orang-orang Nasrani, orang-orang Majusi dan orang-orang musyrik, Allah akan memberi keputusan di antara mereka pada hari kiamat. Sesungguhnya Allah menyaksikan segala sesuatu.

dan yang paling penting adalah bagaimana seorang Muslim harus menjauhkan sejauh-jauhnya mental-mental yang buruk .....

karena kristenisasi memang perlu diwaspadai.. tetapi ada yang lebih berbahaya dari itu..yaitu mentalitasnya yang dikecam didalam al-qur'an harus kita jauhi sejauh-jauhnya...

karena kalau kelakuan kita sama dengan mereka maka apa bedanya??

karena ayat-ayat tentang mereka tidak sekedar untuk mengungkap bagaimana mereka tetapi juga ada pelajaran bagi orang yang beriman

Qs yusuf 111
Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Qur'an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.

menjawab soal Maryam saudara harun

1 komentar
QS 19: 28] Hai saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali
maka kembali kita perhatikan Qs Maryam 28 adalah mereffer ucapan kaumnya Maryam, yg sebetulnya tahu persis bagaimana shalehah-nya Maryam putri Imran ibunda Isa ini, namun mereka masih menuduh berzinah kpd Maryam.

masalah dipanggilnya Maryam saudara Harun ini sering dijadikan alasan para Misionaris untuk melontarkan tuduhan-tuduhan bahwa Al-Qur'an salah menuliskan sebuah sejarah,menganggap maryam Ibu Isa As hidup semasa Harun as dan Musa as, yang rentang waktunya berbeda sekitar 15 abad.

benarkah tuduhan tersebut , dan apa alasan-alasan mereka melontarkan tuduhan tersebut?

1. Maryam yang dikisahkan di dalam Al QUr'an punya nama yang mirip dengan Miryam yang benar-benar saudara harun dan Musa didalam alkitab.

Kel. 15:20 Lalu Miryam, nabiah itu, saudara perempuan Harun, mengambil rebana di tangannya, dan tampillah semua perempuan mengikutinya memukul rebana serta menari-nari.

2. maryam yang dikisahkan didalam Al-Qur'an punya ayah yang bernama Imran yang mirip dengan nama Ayah Miryam,Harun dan Musa didalam Al-kitab.

Bil. 26:59 Dan nama isteri Amram ialah Yokhebed, anak perempuan Lewi, yang dilahirkan bagi Lewi di Mesir; dan bagi Amram perempuan itu melahirkan Harun dan Musa dan Miryam, saudara mereka yang perempuan

1Taw. 6:3 Anak-anak Amram ialah Harun, Musa dan Miryam. Anak-anak Harun ialah Nadab, Abihu, Eleazar dan Itamar.


jawaban

pertama soal perbedaan makna panggilan dan penjelasan

sekarang kita perhatikan secara seksama keterangan maryam saudara harun di dalam Al Qur'an


penyebutan Saudara Harun kepada Maryam didalam Qs Maryam 28 adalah satu-satunya ayat yang menyebut demikian.

dan penyebutan "saudara harun" bukan sebuah penjelasan tentang beliau tetapi sebagai sebuah panggilan kepadanya.
bandingkan dengan apa yang tercatat didalam alkitab,bahwa Miryam saudara harun adalah sebuah penjelasan tentang siapa Miryam!

maka apakah sebuah panggilan pasti bermakna yang sebenarnya? tidak bukan?
banyak sekali kemungkinan dari makna sebuah panggilan,bisa makna sesungguhnya,bisa sebagai panggilan "alias",bisa sebagai olok-olok, bisa bermakna kiasan dll

saya ambil contoh

Yohanes pembaptis memanggil kepada orang Farisi dan saduki sebagai keturunan Ular beludak

Mat. 3:7 Tetapi waktu ia melihat banyak orang Farisi dan orang Saduki datang untuk dibaptis, berkatalah ia kepada mereka: "Hai kamu keturunan ular beludak. Siapakah yang mengatakan kepada kamu, bahwa kamu dapat melarikan diri dari murka yang akan datang?

Luk. 3:7 Lalu ia berkata kepada orang banyak yang datang kepadanya untuk dibaptis, katanya: "Hai kamu keturunan ular beludak! Siapakah yang mengatakan kepada kamu melarikan diri dari murka yang akan datang?

apakah dengan keterangan ayat ini bisa menjadi keterangan bahwa Orang yahudi dari golongan Farisi dan Saduki adalah keturunan Beludak yang sesungguhnya?

apalagi panggilan tersebut bukan saja dilakukan oleh Yohanes pembaptis tetapi Yesus pun juga menggunakan panggilan demikian.

Mat. 12:34 Hai kamu keturunan ular beludak, bagaimanakah kamu dapat mengucapkan hal-hal yang baik, sedangkan kamu sendiri jahat? Karena yang diucapkan mulut meluap dari hati.

bahkan Yesus tidak sekedar memanggil sebagai Keturunan saja tetapi juga memanggil Ular kepada para Ahli Taurat dan orang farisi

23:29 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu membangun makam nabi-nabi dan memperindah tugu orang-orang saleh

23:30 dan berkata: Jika kami hidup di zaman nenek moyang kita, tentulah kami tidak ikut dengan mereka dalam pembunuhan nabi-nabi itu.

23:31 Tetapi dengan demikian kamu bersaksi terhadap diri kamu sendiri, bahwa kamu adalah keturunan pembunuh nabi-nabi itu.

23:32 Jadi, penuhilah juga takaran nenek moyangmu!

23:33 Hai kamu ular-ular, hai kamu keturunan ular beludak! Bagaimanakah mungkin kamu dapat meluputkan diri dari hukuman neraka?

23:34 Sebab itu, lihatlah, Aku mengutus kepadamu nabi-nabi, orang-orang bijaksana dan ahli-ahli Taurat: separuh di antara mereka akan kamu bunuh dan kamu salibkan, yang lain akan kamu sesah di rumah-rumah ibadatmu dan kamu aniaya dari kota ke kota,

apakah mereka yang suka membuat tuduhan kepada Al-Qur'an tersebut juga berfikir bahwa Para Ahli Taurat dan orang Farisi benar-benar Ular dan keturunan ular beludak?

kalau mereka konsisten dengan teori "tuduhannya" tersebut, tetapi saya rasa hanya orang gila yang menganggap makna panggilan Ular dan keturunan Ular beludak adalah makna sesungguhnya bukan makna kiasan ,bahwa Orang Farisi benar-benar keturunan Ular!


kedua tentang keterangan ayat-ayat lain

kemudian juga kita harus perhatikan juga ayat-ayat lain yang menjelaskan tentang Maryam didalam Al-Qur-an.

didalam Al QUr'an secara jelas menyebut Maryam hidup semasa Zakaria ayah Yahya (yohanes pembaptis)

35] (Ingatlah), ketika istri Imran berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitulmakdis). Karena itu terimalah (nazar) itu dari padaku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui".

[36] Maka tatkala istri Imran melahirkan anaknya, dia pun berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada setan yang terkutuk."

[37] Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakaria pemeliharanya. Setiap Zakaria masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakaria berkata: "Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?" Maryam menjawab: "Makanan itu dari sisi Allah". Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab.

[37] Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakaria pemeliharanya. Setiap Zakaria masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakaria berkata: "Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?" Maryam menjawab: "Makanan itu dari sisi Allah". Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab.

[38] Di sanalah Zakaria mendoa kepada Tuhannya seraya berkata: "Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa".

[39] Kemudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakaria, sedang ia tengah berdiri melakukan salat di mihrab (katanya): "Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang putramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang Nabi termasuk keturunan orang-orang saleh."

39] Kemudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakaria, sedang ia tengah berdiri melakukan salat di mihrab (katanya): "Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang putramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang Nabi termasuk keturunan orang-orang saleh."

[40] Zakaria berkata: "Ya Tuhanku, bagaimana aku bisa mendapat anak sedang aku telah sangat tua dan istriku pun seorang yang mandul?" Berfirman Allah: "Demikianlah, Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya".

[41] Berkata Zakaria: "Berilah aku suatu tanda (bahwa istriku telah mengandung)". Allah berfirman: "Tandanya bagimu, kamu tidak dapat berkata-kata dengan manusia selama tiga hari, kecuali dengan isyarat. Dan sebutlah (nama) Tuhanmu sebanyak-banyaknya serta bertasbihlah di waktu petang dan pagi hari".

sangat jelas sekali Bahwa Maryam tidak sekedar hidup semasa ZAkaria ayah Yahya /Yohanes tetapi ia Zakaria adalah yang memelihara dan mendidiknya.

adapun keterangan soal latar belakang Maria Ibu Yesus /Isa As didalam Injil yang empat (kanonik) sangat minin sekali menjelaskan tentangnya,satu-satunya Injil yang menjelaskan adalah Injil Lukas!

dan ternyata keterangan dari Al Qur'an sama dengan keterangan Lukas bahwa Ibunda Isa as /Yesus yaitu Maryam/maria hidup semasa Zakaria ayah Yahya/Yohanes!

bahkan didalam Injil Lukas tidak sekedar hidup semasa ternyata Maryam adalah sanak/ saudara dari Istri Zakaria yang keturunan Harun.

Lukas 1:36 Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, iapun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu.

Lukas 1:5. Pada zaman Herodes, raja Yudea, adalah seorang imam yang bernama Zakharia dari rombongan Abia. Isterinya juga berasal dari keturunan Harun, namanya Elisabet.
Kita dapatkan Elisabet adalah keluarga Imam.


1:59 Maka datanglah mereka pada hari yang kedelapan untuk menyunatkan anak itu dan mereka hendak menamai dia Zakharia menurut nama bapanya,

1:60 tetapi ibunya berkata: "Jangan, ia harus dinamai Yohanes."

1:61 Kata mereka kepadanya: "Tidak ada di antara sanak saudaramu yang bernama demikian."

ketiga , tidak ada keterangan didalam Al-Qur'an Maryam hidup semasa Harun dan Musa

tak ada satupun ayat yang mendukung bahwa Maryam ibu Isa As hidup semasa Harun dan Musa.

dan persoalan itu sangat berbeda sekali dengan keterangan Alkitab yang secara jelas dan tegas bahwa miryam hidup semasa Harun dan Musa.

Bil. 12:1 Miryam serta Harun mengatai Musa berkenaan dengan perempuan Kush yang diambilnya, sebab memang ia telah mengambil seorang perempuan Kush.

Bil. 12:4 Lalu berfirmanlah TUHAN dengan tiba-tiba kepada Musa, Harun dan Miryam: "Keluarlah kamu bertiga ke Kemah Pertemuan." Maka keluarlah mereka bertiga.

Bil. 12:5 Lalu turunlah TUHAN dalam tiang awan, dan berdiri di pintu kemah itu, lalu memanggil Harun dan Miryam; maka tampillah mereka keduanya.

Mi. 6:4 Sebab Aku telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir dan telah membebaskan engkau dari rumah perbudakan dan telah mengutus Musa dan Harun dan Miryam sebagai penganjurmu


keempat soal nama Ayah yang mirip.

tak ada satupun keterangan di dalam Al-Qur'an Imran juga ayah dari harun dan Musa,karena sangat jelas sekali Al-Qur'an hanya menyebut nama anak Imran hanya Maryam!

itu sangat berbeda sekali dengan apa yang tercatat didalam alkitab

Bil. 26:59 Dan nama isteri Amram ialah Yokhebed, anak perempuan Lewi, yang dilahirkan bagi Lewi di Mesir; dan bagi Amram perempuan itu melahirkan Harun dan Musa dan Miryam, saudara mereka yang perempuan.

1Taw. 6:3 Anak-anak Amram ialah Harun, Musa dan Miryam. Anak-anak Harun ialah Nadab, Abihu, Eleazar dan Itamar.

dan soal kesamaan nama anak dan ayah,apa yang aneh dengan persoalan ini?
bukankah pada saat itu banyak orang yang menggunakan nama-nama yang sama dengan nama leluhurnya.

apa tidak ada kemungkinan ada kesamaan nama secara kebetulan saja?

apakah dengan nama yang sama antara anak dan Ayah maka dianggap orang yang sama dengan pemilik nama sebelumnya?

sebagai contoh kongkrit apa yang tertulis di alkitab

Kej. 37:2 Inilah riwayat keturunan Yakub. Yusuf, tatkala berumur tujuh belas tahun--jadi masih muda--biasa menggembalakan kambing domba .......................

mat 1:16 Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria...................

apakah Yusuf suami maria adalah orang yang sama dengan apa yang tercatat didalam Kejadian 37:2?

tidak bukan??

jadi tuduhan-tuduhan tersebut tentang Maryam"dipanggil saudara Harun" mereka masih berfikir Maryam = Miryam saudara Harun dan Musa?

Perbandingan Yesaya 1 dengan Qs Al-Alaq 1-8

1 komentar
sebelumnya Duladi (penghujat Islam)menantang memperbandingkan ayat AlQur’an dan Alkitab di situsnya


duladi menulis:

Karena Alquran adalah sebuah kitab yang isinya tak lebih dari kumpulan perkataan-perkataan, maka alangkah baiknya bila kita mencoba membandingkan Alquran dengan salah satu kitab saja yang ada dalam Bibel (karena Bibel terlalu luas bila coba dibandingkan dengan satu kitab Alquran). Bibel tidak hanya berisi kumpulan perkataan, tapi juga berisi kisah sejarah masa lampau. Maka dari itu, akan sebanding bila Quran coba kita perbandingkan dengan kitab nabi Yesaya, bagaimana Romadi?

Yesaya 1:2. Dengarlah, hai langit, dan perhatikanlah, hai bumi, sebab TUHAN berfirman: "Aku membesarkan anak-anak dan mengasuhnya, tetapi mereka memberontak terhadap Aku.
Yesaya 1:3 Lembu mengenal pemiliknya, tetapi Israel tidak; keledai mengenal palungan yang disediakan tuannya, tetapi umat-Ku tidak memahaminya."

Coba kita buka ayat pertama dari Al-Alaq ayat 1 & 2:

"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah."


===================
id Amor / romadi menjawab

Akan saya layani “Tantangan” anda sesuai ayat yang anda pilih diatas! = sebelumnya saya tantang untuk memperbandingkan secara teratur Duladi (penghujat Islam) nggak punya nyali, dan sekarang ia pilih-pilih ayat untuk di bandingkan dengan ayat yang pertama kali di wahyukan!!

Sekarang kita bandingkan dengan Qs Al Alaq 1-8

1. kita bandingkan isi/muatan perintahnya:

AlQur’an memerintahkan membaca, kemudian mengenali betul apa asal-usulnya = jangan hanya menangkap secara “mentah” ungkapan ini,sebagai contoh penilaian mentah adalah tulisan seperti ini!


Duladi menulis

***Info seperti ini adalah informasi yang sudah basi, siapapun tahu kalau manusia terlahir dari segumpal darah di dalam rahim ibu.

Kalau kita mau tilik kesinkronan atau hubungan antar ayat, seperti kalimat pertama dengan kalimat kedua tak ada hubungan yang logis. Ibaratnya ucapan orang yang sedang mabuk, asal ngoceh dan asal mengaitkan kalimat yang dirasa indah menurutnya, padahal kalau didengar oleh orang lain yang mendengarnya akan terasa janggal dan tak bermutu.***

Romadi respon :

tulisan yang saya kutip diatas sangat jelas sekali betapa mentah dan piciknya akal orang yang menilai seperti itu! = ia hanya melihat dari kulitnya saja!

Perintah ini ditangkap secara dangkal dan picik hanya sebatas itu! Ia sama sekali tidak berfikir banyak orang yang tahu bahwa ia adalah berasal dari rahim ibu dan segumpal darah tetapi berapa banyak yang lupa diri dalam memahami asal-usulnya tersebut!

Sikap lupa diri membuat ia bersikap angkuh,sombong ,merendahkan sesama!
Karena kalau ia sadar betul akan asal usulnya maka apa yang akan ia sombongkan?
Karena ia hanya berasal dari sesuatu yang menjijikkan!

Maka dalam hal ini siapa yang jelas-jelas seperti orang mabuk dan hanya sekedar mengoceh? Karena kenyataannya antara yang ia tanggapi dan tanggapannya sangat jauh sekali konteksnya!
Maka pernyataan duladi tersebut seperti ia sedang menceritakan dirinya sendiri,yang sedang ngoceh dan seperti orang mabuk nggak karuan!

kita lanjutkan tentang hikmah/hikmat Qs Al-Alaq.

Perintah pertama kali adalah membaca bukan mendengar,mengatakan.mengakui dll

Apa hikmat dibalik perintah “baca” kita perhatikan betul makna baca!

Baca adalah :1 memperhatikan dengan apa yang ia mampu sehingga ia tahu apa yang ia lihat = kalau ia punya mata “fisik” yang normal maka ia harus memperhatikan betul yang ia lihat, sampai ia mengerti betul apa yang ia lihat! Apakah itu berbentuk kejadian-kejadian,peristiwa,huruf-huruf dll = yang akhirnya ia akan mendapatkan pengetahuan dari apa yang ia lihat!

Maka kalau mata”fisiknya” tidak berfungsi dengan sebagaimana mestinya ! maka ia bisa membaca dengan “rabaan” karena ia masih punya “mata hati”! kekurangannya masih bisa teratasi dalam ia mendapatkan pengetahuan! Masih bisa Membaca apa yang ia sentuh = bisa membaca huruf braile

Tetapi sekarang kita bandingkan secara spesifik perintah “baca” dan “mendengar” dalam konteks perbandingan Qs Al-Alaq dan Kitab Yesaya!

Kalau orang yang pendengarannya/telinganya tidak berfungsi sebagaimana mestinya apakah ia bisa menggunakan “pendengaran lain”?

Maka rasanya kalau orang yang telinganya tidak berfungsi tidak berfungsi sebagaimana mestinya ,apakah ia bisa mendengar untuk mendapatkan pengetahuan lain,selain dengan cara membaca? (membaca bahasa isyarat)

Ternyata dalam hal perbandingan soal “baca” dan “mendengar” ternyata kandungan kata membaca lebih mendalam hikmat/hikmah yang bisa di ambil

Setelah perintah “baca” sebagai jalan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan,maka ada bagian selanjutnya yang sangat penting dari perintah baca,yaitu dalam hal “membaca/ mendapatkan ilmu” harus dengan nama Tuhanmu Yang menciptakan.

Hikmat/hikmahnya apa?

Subtansi pesan petingnya adalah “ ingat kepada Tuhan yang menciptakan”,yaitu ungkapan : dengan nama Rabb(Tuhan) yang menciptakan!

Maka sebuah hikmat pentingnya sebuah keseimbangan antara “Fikir” dan “Dzikir” antara akal dan hati = antara menganalisa dan memahami sesuatu harus diimbangi bahwa semua ini ada yang menciptakan= berfikir tetapi diimbangi kesadaran bahwa semua ada yang menciptakannya!

Maka keilmuan yang ia dapat semestinya semakin mendekatkan dirinya kepada “Sang pencipta” bukan sebaliknya.

Sebuah analisa dan pencarian ilmu yang “liar” sehingga menjauhkan ia kepada “sang pencipta”!

Sekarang kita lanjutkan pada ayat ke duanya!

2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.

apa hikmahnya?

Persoalan utamanya bukan persoalan tahu atau tidak tahu tetapi apakah ia memahami apa hikmat mengenai hal itu!

Yaitu sebuah penyadaran/mengingatkan bahwa manusia berasal dari sesuatu yang menjijikan,hina yang seperti tidak berarti dll.

Pesan ini adalah pesan “agar tahu diri akan siapa dirinya” bukan sikap lupa diri,karena dengan sikap tahu diri maka ia akan menjauhkan sikap kesombongan,keangkuhan, membangga-banggakan asal usul keturunan!

Karena berasal dari manapun anda apakah keturunan Ningrat,rakyat jelata,orang miskin,orang kaya, dari bangsa Israel,Eropa,Asia,Arab dimata Tuhan tidak ada yang lebih ,yang membedakan adalah : “ketakwaan”sikap tunduk dan patuh akan perintah-perintah dari Tuhan, sebagaimana di ayat lain:

13. Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.

setiap manusia diberikan kelebihan dan kekurangan, tetapi semua adalah ujian!
di beri kelebihan diuji akan “rasa syukurnya” kepada Tuhan akan karunia kenikmatan yang telah ia terima, tetapi saat iadi berikan kekurangan adalah diuji “kesabarannya”

justru manusia yang suka membangga-banggakan asal-usul, merendahkan berdasarkan asal-usul yang manusia tidak punya hak pilih dan tak pernah memilih dilahirkan dari mana!

Apakah ada orang yang menjadi orang Arab karena sebelumnya ia memilih sebagai Arab?
Apakah ada orang yang menjadi orang Israel karena ia memilih sebagai orang Israel?
Apakah ada orang yang menjadi orang cina karena ia memilih jadi orang cina?
Apakah kita yang sekarang ini sebagai bagian warga Negara Indonesia sebelumnya pernah memilih sebagai orang Indonesia?
Dll

Rasanya tidak pernah bukan??
Jadi kalau ada manusia yang begitu apriori terhadap sebuah bangsa maka secara sadar ia mengikuti langkah-langkah syetan, karena kebanggaannya terhadap asal-usulnya dan bersikap meremehkan/melecehkan orang lain hanya berdasarkan asal-usul yang ia dan orang tersebut tidak pernah memilih dari mana ia berasal!

Dan sikap kebanggaan tersebut membuat ia enggan tunduk dan patuh akan perintah Tuhan maka ia tak layak berada di Syurga = harus terusir!!!

Makhluk yang sudah berada di syurga sombongpun harus di usir/tidak layak disana apalagi manusia yang penuh dengan dosa dan kekurangan masih menyombongkan diri,maka ia sangat tidak layak untuk mendapatkan sebuah “Kenikmatan Abadi”

Maka soal ini sangat sesuai sekali dengan pesan nabi Muhammad:

“ tidak akan masuk syurga orang yang di dalam hatinya ada kesombongan.walaupun hanya secuil”

jadi begitu aneh dan konyolnya ada orang yang “menuduh” bahwa Islam mengajarkan kesombongan,yang hanya didasari pemahaman dan pengetahuan yang dangkal serta picik soal Islam!

Sekarang kita lanjutkan lagi dalam ayat 3-5

3. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,
4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

Kembali lagi ditegaskan untuk “membaca” kalau sebelumnya penyadaran akan asal-usul dan senantiasa ingat Tuhan sebagai Pencipta,maka kelanjutannya adalah soal “ manusia yang pada awalnya “tidak mengetahui apa-apa” karena Kemurahan Tuhan maka manusia jadi tahu = mendapatkan/mempunyai ilmu yang diberikan melalui Kalam/perantara

Tetapi bagaimana sikap dan tanggapan manusia akan “Kemurahan Tuhan” tersebut?

Bisa kita lihat ayat berikutnya:

6. Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas,
7. karena dia melihat dirinya serba cukup.
8. Sesungguhnya hanya kepada Tuhanmulah kembali(mu).

Setelah manusia mendapatkan Kemurahan Tuhan ternyata justru sikapnya melampaui batas = bersikap berlebih-lebihan!

Manusia kebanyakan lupa diri saar diberi kelimpahan kenikmatan karena merasa bahwa apa yang di ketahuinya sudah cukup!
Untuk membuat kesimpulan-kesimpulan yang sangat-sangat jauh dari kebenaran, dan ia membangga-banggakan apa yang ia ketahui sehingga,
ia tidak segan-segan mencaci maki hukum-hukum Tuhan!
Menyalahkan ketentuan Tuhan dll

Manusia banyak yang tidak menyadari bahwa hidup didunia ini bukan abadi ada saatnya harus meninggalkannya dan harus kembali menghadap Tuhan untuk mempertanggung jawabkan setiap perbuataan yang ia lakukan dikehidupan dunia!

Sekarang kita bandingkan dengan kitab Yesaya

2. kita bandingkan siapa yang diperintah dalam ayat tersebut!

a. perbandingan pesannya untuk siapa?

Untuk lebih jelas lagi kita perlu perhatikan mulai ayat pertamanya

Yesaya 1:1
Penglihatan yang telah dilihat Yesaya bin Amos tentang Yehuda dan Yerusalem dalam zaman Uzia,Yotam,Ahas dan Hizkia,Raja-raja Yehuda.

Maka setelah kita memperhatikan betul maka akan sangat jelas bahwa Kitab yesaya bukan merupakan Firman Tuhan tetapi hanya pendapat Yesaya bin Amos!

Dan pesannyapun sangat jelas hanya untuk “sekelompok manusia” bukan pesan universal buat seluruh manusia!

Jadi sampai disini saja akan ada pertanyaan:
Apakah orang-orang yang membangga-banggakkan (Duladi) kitab ini orang Israel?
Atau keturunan Israel?

Bukan keturunan bangsa lain(non Israel) yang diilustrasikan “ANJING” oleh Yesus?

QS al-alaq sangat jelas sekali bahwa yang diperintahkan membaca adalah “manusia”
Sedangkan dalam Yesaya 1:2-3 yang diperintah langit dan bumi,maka dalam hal ini saja sangat jelas Al Qur’an lebih jelas dan tegas bahwa ayat ini untuk manusia,tetapi dalam Yesaya 2-3 hanya melihat ayat yang anda sampaikan juga jelas dan tegas bahwa yang diperintah mendengar adalah langit dan bumi=

Maka apakah Duladi dan Romadi termasuk golongan manusia ataukah Bumi/langit??

b. perbandingan dalam menggunakan ilustrasi

perhatikan Yesaya 1:3

Yesaya 1:3 Lembu mengenal pemiliknya, tetapi Israel tidak; keledai mengenal palungan yang disediakan tuannya, tetapi umat-Ku tidak memahaminya."

Dalam ilustrasi yang disampaikan Yesaya bin Amos tersebut,mengilustrasikan soal “pengenalan lembu dan Keledai terhadap Tuannya dan Palungan yang disediakan =subtansi pesannya adalah soal kenal/tidak lupa.

Apa hikmah yang dibangga-banggakan Duladi kalau ilustrasi ini lebih baik/lebih hebat dibandingkan soal ilustrasi didalam alQur’an akan pentingnya asal-usul,dan harus didasari dengan menyebut namanya?

Kalau sebuah perintah yang harus didasari akan menyebut namannya maka ini tidak sekedar kenall atau tahu siapa “penciptanya” tetapi lebih dari itu .yaitu “CINTA” kepada Tuhan penciptanya sepenuh hati tidak sekedar mengenal seperti “LEMBU DAN TUANNYA” atau tidak sekedar kenal seperti “KELEDAI DENGAN PALUNGANNYA”!

Maka sangat jelas dalam hal ilustrasi ternyata kata yang digunakan didalam AlQur’an lebih mendalam Hikmatnya.

Kesimpulannya:

Setelah memperbandingkan kedua versi ayat yang ada di dalam AlQur’an dibandingkan di Alkitab maka sangat jelas sekali perbedaannya!
Justru tuduhan-tuduhan Duladi rasanya lebih pantas untuk yang ia banggakan!
Perbedaan antara yang berasal dari Tuhan dan berasal karangan manusia memang akan sangat jelas perbedaannya!

=============

duladi menulis

Itukan karena otak para muslim yang telah didoktrinasi secara sesat? Siapa bilang Alquran berasal dari Tuhan? Dan atas dasar apa muslim menuduh kitab Yesaya sebagai karangan manusia?

Oke, ini pertanyaan mendasar. Dari mana Anda bisa membuktikan bahwa Alquran berasal dari Tuhan?

Jawabannya adalah: Dari mulut Muhammad yang bilang.

Karena Muslim tidak bisa memberikan bukti atas klaim-klaimnya tersebut, maka satu-satunya jalan adalah dengan menguji isi dari kitab masing-masing, mana yang menurut logika paling sesuai dan bisa diterima sebagai "Berasal dari Tuhan".

Muslim percaya kalau surat Al-Alaq adalah ayat-ayat pertama yang diturunkan oleh Awloh.
Surat Al-Alaq tersebut antara lain:
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan
2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,
4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
6. Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas,
7. karena dia melihat dirinya serba cukup.
8. Sesungguhnya hanya kepada Tuhanmulah kembali(mu).

Kalau kita meresapi kata-kata dari surat Al-Alaq di atas, layakkah itu sebagai ucapan-ucapan Tuhan? TIDAK!
***********

Romadi respon :

dalam hal ini saya akan ringkas bantahan Duladi diatas

1. mevonis bahwa penjelasan dari Muslim hasil dari doktrin
2. karena hanya beralasan sumbernya hanya dari Muhammad saw
3. karena dirinya tidak meresapi maka harus ditolak

dari ketiga point bantahan diatas adakah argumantasi yang bersikap obyektif untuk membuktikan bahwa yang di uji tersebut firman Allah atau tidak?

atau penilaian tersebut sangat kental nuansa subyektifitasnya?

kalau argumentasi tersebut memang obyektif maka kita harus memperhatikan / memberikan bantahan hanya pada argumentasinya saja,tetapi kalau penilaiannya bersikap sangat subyektif maka tidak salah kalau kita perlu kupas tuntas "pribadi" penilainya!

dengan kriteria seperti ini apakah ada yang tidak setuju?

logika Duladi yang pertama,sama sekali tidak ada argumentasi yang berarti karena sudah "menjudge" seperti itu maka apapun penjelasan /apologi dari pihak Muslim
tidak akan berarti karena dasarnya bukan logika dan hati nurani tetapi berdasarkan "emosi"

logika yang kedua,logika tersebut juga tidak jauh beda karena dasarnya percaya dan tidak percaya,apakah Nabi Muhammad itu nabi atau bukan!

kalau didalam pikiran dan hatinya "sudah tertanam" bahwa Nabi Muhammad bukan nabi maka apapun penjelasan tidak akan berarti ,soal tersebut sama meyakinkan orang yahudi untuk mengakui Yesus Almasih atau bukan!.

logika yang ketiga yaitu berdasarkan "subyektifitas" pembaca meresapi atau tidak, argumentasi ini juga sama sekali jauh dari penilaian obyektfitas,justru cara logika ini perlu diingatkan dengan pesan yesus!

7:6 "Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu ia berbalik mengoyak kamu."

sebuah ilustrasi yang yang menarik untuk menguji argumentasi duladi tersebut!

kenapa Anjing dan Babi mengoyak-oyak sesuatu yang Kudus dan berharga??
karena ia tidak tahu kalau yang dikoyaknya tersebut barang yang perlu dihormati dan sangat berharga!

ini sama dengan Manusia yang karena tidak tahu dan tidak mau tahu mengoyak-oyak sesuatu bukan berdasarkan pengetahuannya tetapi berdasarkan ketidak tahuannya ,karena ia tak sanggup meresapinya

Duladi menulis

Sebelumnya di topik lain, saya telah berusaha mencerahkan bahwa yang dimaksud dengan kata 'bacalah' di situ adalah keinginan Muhammad agar para pengikutnya mau atau bersedia membaca kitab karangannya.

Memang, di saat Muhammad menuliskan ayat pertama tersebut, Alquran belum berbentuk. Tapi ini sebagai suatu awal, dan ini sudah direncanakan oleh Muhammad secara matang, bahwa mulai dari saat ini dan seterusnya dia akan terus memunculkan ayat-ayat baru sampai akhirnya terwujud cita-citanya dalam menciptakan sebuah kitab suci.

Jadi kata "bacalah" di awal-awal kitabnya tersebut adalah sebagai suatu PERMINTAAN dari Muhammad agar kitabnya dibaca, seperti orang-orang Yahudi yang gemar membaca
Taurat dan orang-orang Nasrani membaca Injil.


Jawab

Dalam hal ini Duladi menganggap bahwa kata “bacalah” hanyalah agar orang bersedia membaca kitab alQur’an!

Maka pertanyaan yang mesti dijawab oleh Duladi adalah

1. dari mana anda bisa menyimpulkan seperti itu? Apakah berdasarkan bukti-bukti yang nyata atau hanya fantasi anda?

a. kalau kalimat baca tersebut untuk memerintahkan orang lain membaca “kitabnya” kenapa saat itu justru jawaban pertama adalah “kebingungan” apa yang mesti dibaca?

b. kalau kalimat baca agar orang bersedia membaca kitabnya kenapa pada saat itu Nabi harus ketakutan??

c. kalau kalimat “baca agar orang membaca kenapa harus mencari tahu kepada “Waraqah bin Naufal” tentang makna pertemuan dengan Jibril pertama tersebut?

Sekali lagi saya mengharapkan diskusi ini berdasarkan bukti / argumentasi yang berdasar bukan argumentasi yang berdasarkan asumsi dan fantasi!

Maka saat ini saya ingin tahu apakah dalam hal ini Duladi menyimpulkan seperti itu berdasarkan bukti atau hanya asumsi!

Pembaca yang akan menilai!!
++++

Duladi menulis

Muhammad begitu terpesona oleh kemampuan orang-orang Ahli Kitab yang hafal kitab suci mereka di luar kepala seperti mengenal anak-anaknya sendiri. Ini terungkap dalam ayat Quran yang dia buat:

QS 6:20
Orang-orang yang telah Kami berikan kitab kepadanya, mereka mengenalnya seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Orang-orang yang merugikan dirinya, mereka itu tidak beriman.

Dan dari konteks ini pula akhirnya kita jadi mengerti mengapa Muhammad meminta para pengikutnya menghafal ayat-ayat yang dia diktekan. Setidaknya, ini adalah salah satu cara dia untuk menandingi orang-orang Yahudi dan Nasrani yang mampu menghafal ayat-ayat kitab mereka di luar kepala seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri.


Romadi Jawab

Muhammad terpesona kemampuan Ahli kitab yang menghafal Kitab diluar kepala??

Darimana anda bisa membuat kesimpulan seperti itu?

apakah ada Ahli Kitab saat itu yang hafal diluar kepala Isi Alkitab?

Dan kemudian Duladi coba mengaitkan soal tersebut dengan Qs 6:20

Tetapi sebaiknya Duladi memperhatikan betul ayat selanjutnya yaitu ayat 21

21. Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang membuat-buat suatu kedustaan terhadap Allah, atau mendustakan ayat-ayat-Nya? Sesungguhnya orang-orang yang aniaya itu tidak mendapat keberuntungan.

Tuduhan bahwa AlQur-an hanyalah karangan Muhammad dengan mengutip ayat tersebut tetapi di ayatselanjutnya sangat jelas sekali bahwa orang yang membuat kedustaan/kebohongan tentang Allah adalah orang yang aniaya dan merugi ?
= ada orang yang berbuat kesalahan tetapi kemudian menjelaskan dampak dari orang yang berbuat kesalahan tersebut adalah aniaya dirisendiri dan merugi??

Maka tuduhan tersebut bukan tuduhan yang punya dasar? Atau tuduhan yang hanya berdasarkan tendesius semata….. maka saatnya anda menjelaskan!!

Dan Duladi mengulangi lagi tentang soal “hafalan luar kepala” pada saat itu?
Sekali lagi apakah Duladi bisa membuktikan argumentasinya atau ia hanya sedang berfantasi/berasumsi saja…..?????
++++++

Duladi menulis

Romadi berusaha menjelaskan makna kata "bacalah" memakai pendekatan-pendekatan yang miring dan dibuat-buat agar tampak seolah ayat tersebut memiliki makna yang dalam.

Kalau dia mengatakan membaca adalah suatu hal yang terutama dalam membentuk kebijaksanaan/hikmat adalah tidak benar. Sebab sebagian besar masyarakat di Timur Tengah tidak bisa membaca, dan mereka lebih mengandalkan pendengaran.

Jawab

Perhatikan betul argumentasi anda!!

Apakah anda sedang membantah dengan memperhatikan argumentasi atau hanya menilai”pribadi” yang dianggap menilai dengan pendekatan miring-miring?

Apakah anda bisa menjelaskan tentang “pendekatan miring-miring’?

Sebaiknya perhatikan betul perubahan yang terjadi di jazirah Arab pada saat sebelum kenabian Muhammad dan sesudah kenabian Muhammad!

Dari bangsa yang terkenal bodoh dan tidak dikenal dan sangat terbelakang kemudian menjadi seperti apa mereka?
Sebagai contoh konkrit:

Bagaimana seorang Umar bin Khatab yang sebelum kenabian/ Islam ia begitu bodoh sehingga tega mengorbankan anaknya sendiri dengan menguburkan hidup-hidup tetapi setelah keislaman ia menjadi Manusia yang begitu peduli kepada sesama bahkan saat ia menjadi pemimpinpun ia semakin peduli dengan nasib rakyat kecil!!.

Dan begitu banyaknya yang sebelum keislamannya begitu tidak pedulinya pada ilmu pengetahuan tetapi setelah keislaman mereka begitu haus akan keilmuan,maka kemudian banyak terlahir Ulama-Ulama yang Ilmuan dan Ilmuan yang Ulama setelah keislaman mereka! Maka banyak bermunculan para ahli dari timur tengah! Ahli Matematika,ahli kedokteran ahli perbintangan dll

Siapakah Al Jabar ,Ibnu Sina dll??

Dan apakah anda tahu siapa yang menggunakan angka 0(nol ) pertama kali? Apakah orang yunani (bangsa lain) atau orang arab/timur tengah?

Apakah anda masing menganggap bahwa perintah membaca hanya “membaca Al-Qur’an” saja?

Ringkasnya orang Arab yang sebelumnya tidak diperhitungkan kemudian termasuk kelompok yang diperhitungkan!

Bandingkan dengan apa yang terjadi pada “dunia Kristen” pada saat itu!
Apakah para Ilmuan di hormati atau mereka justru dihukum karena teorinya dianggap bertentangan dengan faham Gereja/ Al-kitab??

dan saya akan cerita sedikit tentang contoh kongkrit yaitu yang terjadi pada pribadi saya!

saya mungkin termasuk orang yang sedikit "tidak beruntung" karena punya latar belakang yang "tidak beruntung" (anggapan saya sebelum mengenal Islam) orang yang tidak punya misi dan visi hidup! sering minder karena sering disepelekan / diremehkan orang!

jadi kalau anda meremehkan saya ,maka saya termasuk orang yang sudah kenyang diremehkan orang pada masa anak-anak dan remaja!

jadi dalam menyikapi sikap meremehkan saya sudah tahu betul bagaimana caranya

walaupun saya terlahir dari orang tua Islam tetapi islam yang saya sebelum umur 18 tahun adalah Islam karena keturunan dan lingkungan,Islam sebagai budaya bukan islam sebagai Dien!

dan tentu saja mengalami proses yang sangat panjang (termasuk soal perbandingan agama Islam dan Kristen) hingga akhirnya mengenal Islam walau masih tahap awal,tetapi setidaknya perubahan yang sangat mendasar adalah perubahan semangat dalam mencari ilmu ,baik ilmu keagamaan maupun ilmu lain-lainya!

perubahan semangat hidup untuk berkarya baik untuk skala jangka pendek maupun untuk jangka panjang!

Romadi yang dulu rendah diri dan minder sudah dibuang jauh-jauh!

karena begitu manisnya merasakan keindahan Islam yang begitu besar merubah semangat dalam pribadi saya hingga saya pernah protes kepada orang tua,yaitu protes kenapa tidak dari dulu-dulu saya mengenal islam ,coba kalau mengenal islam sejak kecil mungkin akan berbeda (dan saya akui ini protes yang salah)!

menyadari kesalahan bahwa protes tersebut tidak benar maka semakin bersemangat untuk semakin menggali potensi diri, mengejar ketertinggalan yang selama 18 tahun tidak menggunakan waktu sebaik-baiknya.

dan sampai saat inipun saya merasa masih tarap belajar agar bisa lebih baik dan terus lebih baik!

dan sebagai tambahan ada pendidikan yang sangat membekas dari orang tua yaitu didik secara keras dan tegas tetapi komunikatif dan pendidikannya adalah bahwa setiap tindakan harus punya alasan dan argumentasi yang kuat dalam menentukan setiap pilihan dan tindakan = dilarang keras melakukan sesuatu yang hanya atas dasar ikut-ikutan semata apalagi "membebek buta" pendapat orang !

dan dengan mengenal Islam tersebut akhirnya mampu merubah dan memberi motivasi yang kuat akan haus ilmu pengetahuan!

jadi argumentasi-argumentasi saya bukan atas dasar "copy paste / membebek pendapat seseorang tetapi argumentasi selain berdasarkan suara hati nurani dan apa yang benar-benar saya rasakan.

penjelasan singkat / kesaksian tersebut hanya tambahan saja.

dan saya akan mengingatkan postingan anda!

sebelumnya anda menganggap bahwa perintah “baca” agar orang membaca Al-Qur’an tetapi kemudian anda menjelaskan bahwa orang Timur tengah saat itu banyak yang tidak bisa baca!

= apakah orang yang kebanyakan sekilingnya tidak bisa membaca tetapi kata "BACALAH" dianggap punya obsesi hanya untuk membaca kitabnya??

Apakah pernyataan anda tersebut tidak mementahkan tuduhan anda sendiri sebelumnya??


1. duladi menulis

Dalam konteks diskusi kita ini, adalah absurd apabila kita menghendaki adanya bukti-bukti riil dari apa yang kita klaim. Suatu misal: Anda mengatakan Muhammad 'kebingungan' di saat menerima kata 'bacalah'. Dari mana Anda tahu Muhammad bingung? Dari cerita Muhammad. Tentu, jawaban seperti ini subyektif, dan tidak bisa dijadikan pegangan untuk bukti.


********

romadi jawab

sebelumnya saya bertanya bukti adalah yang saya maksudkan bukti-bukti sejarah pada masa itu = argumentasi yang berdasarkan pijakan yang jelas bukan hanya asumsi,karena kalau hanya asumsi saja yang terjadi adalah debat kusir karena berbicara bukan atas dasar tetapi hanya sekedar berasumsi!

setidaknya pendapat-pendapat tersebut berdasarkan literatur yang jelas = bukan argumentasi asbun =asal bunyi!

dan kalau mau tahu seperti apa yang saya maksud bukti yang berdasar dengan senang hati saya akan memberi contoh!

****

Duladi menulis

Saya dan Romadi tentu masing-masing memiliki landasan berpikir yang berbeda:
1. Saya punya cukup bukti yang menguatkan bahwa Alquran bukan kumpulan ucapan Tuhan. Dan inilah yang mendasari tafsiran saya terhadap makna kata "bacalah" (suatu permintaan Muhammad agar kitabnya dibaca).
2. Sebaliknya Romadi, dia sudah telanjur percaya (beriman buta) kalau Muhammad benar-benar menerima wahyu dari Tuhan. Sehingga apapun yang dikatakan oleh Muhammad akan Romadi telan mentah-mentah tanpa ada rasa curiga sedikit pun, dan akan selalu berusaha mencari-cari maknanya.
*********


Romadi jawab

dul apa yang anda ringkas tersebut sedang menyerang pribadi nggak?? = hanya menonjolkan persoalan pribadi atau murni argumentasi??

sehingga anda menggunakan "terlanjur percaya = beriman buta" ?

buat Admin

ungkapan seperti termasuk kriteria yang akan anda hapus atau tidak ?
karena akan menyebabkan persoalan lebih mengarah pada persoalan pribadi / pertengkaran???

saya mohon penjelasannya agar saya bisa melakukan sesuatu sesuai koridor yang anda buat!! (walaupun ini di thread berbeda dari thread yang disediakan khusus untuk saya dan Duladi!!)

****

Duladi menulis

Saya sudah mencoba mengikuti landasan berpikir Anda, dan sama-sama mencoba meyakini bahwa surat Al-Alaq adalah ayat-ayat kiriman dari Tuhan. Tetapi ada banyak kejanggalan dari perkataan-perkataan itu, yang menyebabkan ayat tersebut tidak bisa diyakini sebagai perkataan Tuhan:

1. Kalau itu kata-kata Tuhan, seharusnya menggunakan kata ganti orang pertama (Aku). Tetapi dalam ayat tersebut, si pembicara memakai kata ganti orang ketiga (Dia) untuk menyebut Tuhan.

2. Kata-kata yang disampaikan lebih mengarah kepada ucapan-ucapan bijak dari seorang manusia daripada kata-kata pengetahuan dari Tuhan. (Bandingkan dengan kata-kata bijak Nabi Sulaiman dalam kitab Amsal).

Apabila itu sekedar perkataan Muhammad, maka makna kata "bacalah" tidak lain adalah untuk tujuan terselubungnya yang telah lama dia rencanakan, yaitu membuat kitab suci.

Sebab, firman Tuhan berbentuk kata-kata, bukan teks. Firman Tuhan diterima lewat pendengaran, bukan lewat pembacaan, kecuali bila firman itu dituliskan dalam bentuk huruf-huruf untuk dibaca di kemudian hari

*********


Romadi jawab

setelah memperhatikan penuturan anda ini sepertinya sudah semakin jelas seperti apa
kriteria anda mengenai "Firman Allah"

1. harus menggunakan kata orang pertama
2. kalau Tuhan disebut sebagai orang kedua apalagi ketiga maka itu bukan firman Tuhan

benar nggak ringkasan saya? kalau nggak benar sebaiknya dikoreksi seperti apa kriteria Firman menurut anda dengan patokan penjelasan tersebut!

dan sebaiknya kriteria yang anda buat tersebut sebaiknya anda gunakan untuk menilai / mengukur alkitab sebagai firman Allah atau tidak! = sebelum mengukur kitab lain!

apakah didalam Alkitab Allah sering disebut sebagai orang pertama= aku atau sebagai orang kedua atau ketiga ?



Duladi menulis

Kita tentukan, bahwa yang dijadikan pijakan di sini adalah:
1. KITAB SUCI MASING-MASING (Quran, Hadist, dan Alkitab).
2. ARGUMENTASI/PENAFSIRAN YG MASUK AKAL TERHADAP SUMBER-SUMBER DI ATAS.

Kenapa saya untuk sementara mengabaikan catatan-catatan lain di luar sumber-sumber itu?

Begini.

Seandainya saya, dalam apology yang saya buat, saya menampilkan tulisan bapa-bapa Gereja, apa Anda percaya? Tentu Anda tidak akan percaya, dan akan mengatakan tulisan-tulisan Bapa Gereja itu sudah dipalsukan oleh pihak gereja, terutama oleh Kaisar Konstantin di abad ke-4 dan Gereja Katolik (Paus) di abad-abad berikutnya.
Romadi jawab

point no 1. saya setuju
point no 2 perlu diperjelas karena akal dan logika bersikap netral maka hendaknya kalau bersandar kepada yang anda sebutkan maka hendaknya dalam penafsiran tersebut bukan penafsiran sepotong-sepotong!

karena penafsiran sepotong-sepotong lebih cenderung hanya menyampaikan "pembenaran bukan kebenaran"

sedangkan untuk tentang tulisan-tulisan lain (bapa gereja dll) itu juga bukan masalah untuk dijadikan argumentasi demikian juga sebaliknya!

justru dalam hal ini kita menghindar dari sikap penilaian percaya atau tidak percaya,karena kalau dasar diskusi hanya soal tersebut sampai kiamat diskusi tidak akan ada gunanya karena akhirnya ilmu pengetahuan hanya menjadi pembenar :percaya atau tidak percaya saja!

dan yang paling penting yang dibahas itu soal apa??? kalau soal Kristen maka hendaknya berdasarkan literatur Kristen sedangkan soal Islam Literatur Islam!

persoalan ini sangat penting karena persoalan literatur seperti "bahasa" maka bahasa yang digunakan adalah bahasa yang nyambung!

karena kalau bahasa tertentu di pahami dengan bahasa lain maka hasilnya tidak sesuai dengan makna sebenarnya!

sebagai contoh kalau saya mendiskusikan soal "penyaliban yesus" maka saya harus beragumentasi dengan literatur Kristen,baik al kitab,tulisan-tulisan bapa gereja dll

sebaliknya kalau anda mau mempersoalkan soal "sejarah muhhammad" maka hendaknya juga begitu!

itulah diskusi yang berdasarkan bukti bukan diskusi hanya berbantah-bantahan tanpa dasar,apalagi hanya berdasarkan asumsi dan fantasi saja!!

dan yang terpenting adalah!!(ini bukan menyerang pribadi anda tetapi mengingatkan kepada siapa saja termasuk saya)

mempersoalkan,membantah,menjelaskan itu mudah kalau semua hanya dilakukan sekedarnya/asal-asalan!

tetapi bagaimana mempersoalkan dengan argumentasi dan dasar yang kuat,membantah dengan argumentasi yang punya dasar yang kuat apalagi menjelaskan dengan argumentasi yang dasar yang kuat itu membutuhkan energi yang sangat banyak,karena dibutuhkan keluasan ilmu dll

dan inilah yang saya harapkan karena bisa bermanfaat buat "pelaku diskusi" maupun pembaca dan penonton diskusi!!

dan kita lihat saja siapa yang mampu seperti itu!

****

sebelumnya saya mengingatkan soal "menyerang pribadi"
dengan menulis

dul apa yang anda ringkas tersebut sedang menyerang pribadi nggak?? = hanya menonjolkan persoalan pribadi atau murni argumentasi??
sehingga anda menggunakan "terlanjur percaya = beriman buta" ?

Tanggapan duladi:

Okelah, saya mohon maaf. Apakah permintaan maaf saya ini masih kurang?

*********
Romadi jawab

persoalannya adalah yang membuat aturan soal itu adalah anda sendiri,jadi kenapa anda harus minta maaf kepada saya??

saya mengingatkan soal ini adalah ingin tahu apakah Admin / anda konsisten dengan aturan yang dibuat sebelumnya??

apakah komitmen yang dibuat sebelumnya kalau ada yang mempostingkan "menyerang pribadi harus minta maaf atau ada "sanksi lain"???

dan apakah hanya postingan itu saja??

bagaimana dengan postingan ini??


****


DUladi menulis :


Ha ha ha ha.....
Anda ini sedang mengulas atau sedang ngejreng?

Kalau Anda tidak pernah membaca kalimat-kalimat sajak, sebaiknya Anda harus memperdalam lagi wawasan Anda tentang bahasa.

Bila saya berdebat dengan Anda, saya ibarat sedang berbicara atau mengasuh seorang anak SD kelas 1.

******
Romadi jawab

sebelumnya saya sudah saya sampaikan silahkan kalau anda mau menyerang pribadi saya ... dan saya tidak akan membalas tetapi akan mengingatkan = bukan protes!!

apakah postingan ini bagian dari argumentasi atau menyerang pribadi?? yang akhirnya memicu pertengkaran??

silahkan anda nilai sendiri karena anda yang membuat aturan!

sedangkan saya kan tamu...yang diundang!!!

jangan anggap ini "protes" tetapi anggaplah bahwa ini untuk mengingatkan terhadap komitmen yang dibuat sendiri!!

semoga anda mengerti!!








menjawab soal syurga

2
seringkali para misionaris mempersoalkan syurga versi "Islam" yang menawarkan kenikmatan-kenikmatan yang memanjakan hawa nafsu ("kedagingan" menurut bahasa)
tak jarang tidak sekedar mempersoalkan namun banyak sekali artikel yang menyerang tentang masalah ini.


dalam hal ini saya coba menyampaikan jawaban pembuka dengan ilustrasi cerita yang menarik yang dibuat oleh seorang Muslim (sdr Archa,forum swaramuslim), yang menceritkan tentang "sorga Impian" menurut banyak orang

SURGA IMPIAN

Seorang Arab Badui bermimpi, diperlihatkan kepadanya gambaran surga. Si Arab betul-betul terpesona karena situasi yang terlihat memenuhi ‘dahaga terhadap kenikmatan’ dia sebagai manusia gurun, yang setiap hari melihat padang pasir dan batuan padas. Surga yang dilihatnya dalam mimpi berupa ‘jannah’, taman, kebun yang subur diisi pohon rindang, bunga yang harum dan embun dikala pagi. Dia menemukan banyak pohon buah-buahan siap dipetik, ada jeruk, apel, pepaya, semangka tergantung didahan yang merunduk seolah-olah mengundang untuk diraih. Tidak lupa didalam surga tersebut mengalir sungai-sungai nan jernih, alirannya menimbulkan suara gemercik yang menyegarkan.

Tatkala terbangun, si Arab merasa sangat bahagia dan dia bersyukur karena sebagai muslim Tuhannya telah memberikan gambaran surga begitu indah yang salah satunya tercantum dalam Al-Qur’an surat Al Baqarah 25 : “…..bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu,….”

Pada suatu kesempatan, si Arab datang ke Indonesia untuk berlibur, dari berbagai kunjungannya ke objek-objek wisata, dia menyempatkan diri mengunjungi satu taman bunga di puncak. Tentunya dia sangat terpesona karena hal ini tidak pernah dilihatnya dikampung halamannya. Dengan penuh rasa bahagia si Arab menyapa seorang bapak penjaga taman : “ Indah sekali taman ini, seperti gambaran surga yang pernah saya impikan..”

Penjaga taman berpaling dengan rasa ingin tahu : “bagaimana gambaran surga yang ada dalam mimpi Anda?” tanyanya kepada si Arab. Berceritalah si Arab tentang mimpinya, bagaimana surga yang di lihat itu penuh dengan bunga-bunga dan buah-buahan beserta sungai-sungai yang mengalir di dalamnya..

Mendengar cerita tersebut, penjaga taman terlihat tidak begitu antusias, dia berkata : “Surga dalam mimpi Anda tidaklah mempesonakan saya, apa enaknya?? Saya disini sudah melihat bunga dan buah setiap hari, selalu menghirup udara segar dipagi hari, dan masalah sungai? Tahukah Anda rumah saya dekat dari sini, berada dipinggir sungai yang jernih, setiap bangun pagi saya selalu mendapatkan suara gemercik air, lantas apa enaknya surga seperti mimpi Anda?...”

“Kalau Anda ingin tahu gambaran surga yang saya inginkan” dia melanjutkan : “Lihatlah pengunjung-pengunjung itu, sebagian mereka ada wanita muda yang baru tumbuh, datang bersama keluarga ataupun rombongan. Banyak yang berwajah cantik, dibalut baju yang agak terbuka memamerkan bahu mereka yang putih. Mereka hampir semuanya memakai celana jin ketat, tergambar lekuk-lekuk pinggul mereka yang padat. Rasanya ingin sekali saya menerkam mereka satu-persatu, menyeret mereka kebalik pepohonan dan melakukan hubungan sex sepuas-puasnya. Sayang sekali saya tidak boleh melakukan hal itu, Islam melarang keras, malah kita diharuskan menjatuhkan pandangan kalau kebetulan melihat ‘panorama segar’ seperti itu. Hukum yang ada juga akan mengganjar saya kepenjara”. Si penjaga taman berkata lagi :” tahukan Anda surga seperti apa yang saya bayangkan?, isinya adalah perempuan-perempuan muda yang segar, berwajah cantik-cantik dan manja. Saya akan melakukan hubungan sex dengan mereka dan di surga tersebut, sex bebas dilakukan, tidak ada lagi ganjaran dosa.”

Pada suatu kesempatan. Si penjaga taman bercerita tentang surga impiannya kepada temannya, seorang lelaki penata rambut. Dia ceritakan bahwa dia ingin melakukan hubungan sex sesukanya, dengan wanita-wanita yang tersedia disana dan yang paling penting, hal itu tidak lagi menjadi dosa. Namun si penata rambut mencibir dengan gayanya yang kemayu, Ha.. rupanya dia seorang banci: “Saya tidak tertarik dengan surga Anda..”, dan berkata: “Surga yang dipenuhi wanita-wanita muda tidak akan membuat saya bahagia, justru yang saya inginkan adalah surga yang diisi oleh laki-laki tampan berbadan kekar, dadanya bidang penuh otot-otot yang kenyal. Tiap hari saya akan berkencan dengan mereka, ‘bersodomi-ria’, dan homoseksual tidak lagi diharamkan di surga…itulah yang saya impikan”.

“ Apa enaknya surga yang dipenuhi laki-laki tampan?, saya bisa mendapatkannya setiap hari di dunia”, demikian reaksi sang ‘tante girang’ begitu mendengar cerita si penata rambut tentang surga yang dia impikan. “tahukan Anda apa yang menjadi masalah saya sekarang?” dia melanjutkan : “lihatlah, usia saya sudah menjelang 50 tahun, sekalipun saya mati-matian merawat diri, indikasi ketuaan sudah mulai menyerang, kulit mulai bergelombang, lemak dipinggang datang tanpa permisi. Sekalipun saya sudah mengalokasikan anggaran ‘maintainance and repair’ dua kali lipat, namun saya pesimis bisa menahan hukum alam ini”. Suatu waktu nanti, laki-laki muda yang saya kencani akan menyingkir, mereka tentunya lebih memilih tante lain yang lebih muda. “Jadi surga yang saya impikan, adalah surga dimana saya tidak bisa menjadi tua, selalu remaja dan cantik abadi dan saya bisa memamerkan kecantikan abadi saya kepada orang lain dengan bangga”.

Tante girang tersebut kemudian bercerita kepada temannya, seorang wanita, bintang film cantik yang masih muda. Artis ini tertawa renyah mendengar surga impian sang tante, dia kemudian berkata : “ awet muda jelas menjadi keinginan saya juga, namun saya masih muda dan belum bisa merasakan bagaimana hebatnya mendapat serangan ketuaan seperti itu. Yang jelas sekarang saya ingin menikmati hidup sepuas-puasnya. Saya ingin berjalan-jalan keseluruh dunia, pagi hari saya sarapan di sebuah hotel mewah di London, sorenya berdiri memandang matahari terbenam di jendela cottage di Hawaii. Kalau lagi suntuk, saya menyepi di villa kepunyaan saya di Malibu, atau sebuah ‘penthouse’ di tengah kota Manhattan. Suatu saat saya akan menghabiskan duit, berbelanja di Ginza, Tokyo atau sekedar menikmati pergaulan di cafÈ-cafÈ Los Angeles dengan teman-teman artis-artis Hollywood. Begitu pagi hari saya terbangun, saya menemukan rekening saya di Bank telah bertambah karena bunga deposito, lebih besar jumlahnya dari uang yang saya habiskan kemaren”. Si artis melanjutkan angan-angannya dengan pandangan menerawang : “Sayang sekali saya tidak sekaya itu, jadi kalau Anda menanyakan surga seperti apa yang saya dambakan, seperti itulah, saya ingin punya harta yang tak terbatas dan saya bisa menikmatinya sepuas-puasnya”.

“Surga impianmu itu aneh”, demikian tanggapan Pak Konglomerat sambil rebahan di kasur hotel, setelah lelah berkencan dengan si artis. Mereka memang sering bertemu secara rahasia, mojok disuatu tempat tersembunyi. Buat keduanya hubungan yang mereka bangun sesuai kebutuhan masing-masing, suatu ‘simbiosis mutualisma’ demikian istilah biologinya. “Harta yang kamu mimpikan sudah saya punya”, dia melanjutkan, “ bahkan saat inipun saya tidak tahu berapa jumlah uang yang saya miliki karena setiap menit bertambah terus, saya punya rumah dimana-mana, villa di penjuru dunia, mampu membeli apapun yang saya inginkan. Namun lihatlah, ketika kita memesan makanan ‘room service’, saya harus memilih-milih dulu, kebanyakan menu yang tersedia tidak boleh saya makan. Mau nasi maksimum jumlahnya harus segenggam. Gara-gara kencing manis dan kolesterol, saya tidak bebas lagi menikmati apa yang saya miliki. Sampai mau kencanpun saya dihantui pikiran, apa saya ini masih perkasa??, Pak Konglomerat mengeluh :” maka surga yang saya impikan adalah tempat dimana saya tidak pernah sakit, selalu dalam kondisi prima dan segar. Tidak ada lagi pantangan makan, boleh beraktifitas semaunya, itulah surga buat saya”..

Pak Konglomerat bercerita tentang surga impiannya kepada seorang petinju, kebetulan sang petinju baru menyelesaikan pertandingan 12 rondenya, namun dia dipukul KO di ronde keempat. Dengan wajah lembam, si petinju mendengar cerita Pak Konglomerat sampai akhirnya dia menimpali : “Itu bukan surga saya, lihatlah, saya seorang yang berbadan sehat dan stamina prima. Tiap hari saya latihan keras meningkatkan kondisi, saya jarang sakit. Namun saya baru dihabisi oleh lawan saya yang lebih kuat, Cuma bertahan sampai ronde keempat”. Sambil meringis kesakitan si petinju berkata lagi : “ Surga yang saya impikan adalah kejayaan, suatu tempat dimana saya menjadi petinju tak terkalahkan sekalipun telah melakukan banyak pertandingan dengan jago-jago tinju termahsyur. Setiap lawan menggigil ketakutan begitu tahu akan berhadapan dengan saya. Dan ketika saya berjalan dikeramaian, semua mata memandang saya dengan kagum, beberapa malah menegur saya dengan memanggil ramah..hai Champ..!, itulah surga yang saya inginkan.”

Suatu ketika orang-orang ini bertemu, terjadi perdebatan hangat ketika mereka sampai kepada topik pembicaraan mengenai surga. Tentunya masing-masing bertahan dengan persepsinya sendiri terhadap apa yang mereka inginkan. Kelihatan bahwa akhirnya yang berada ‘diatas angin’ adalah si Arab badui, karena dia sering menyitir ayat-ayat Al Qur’an mengenai surga, bahwa surga adalah jannah (taman, kebun), makan buah-buahan sepuas-puasnya dan sungai-sungai yang mengalir. Merasa tidak puas, akhirnya mereka bersepakat untuk pergi mencari seorang ustadz menanyakan soal rumit ini.

Kebetulan ustadz yang pertama kali mereka temukan adalah seorang ‘ustadz tekstual’, tamatan madrasah ibtidaiyah di kampung, ‘ustadz kaki lima’ demikian menurut sebagian orang. Setelah semuanya menceritakan permasalahan dan pendapat mereka, giliran ustadz bingung karena ini betul-betul masalah yang tidak dia sangka-sangka dan belum pernah ditanyakan orang-orang sebelumnya. Namun sebagai seorang muslim tekstual, dia kemudian meraih Al-Qur’an dari rak buku dan berdo’a, mudah-mudahan Allah membuka pikirannya dan mampu memberikan jawaban yang benar. Kemudian sang ustadz membuka Al Qur’an, terbuka pada surat An Nahl ayat 31 :

“(yaitu) surga ’Adn yang mereka masuk ke dalamnya, mengalir di bawahnya sungai-sungai, di dalam surga itu mereka mendapat segala apa yang mereka kehendaki. Demikianlah Allah memberi balasan kepada orang-orang yang bertakwa”

Merasa belum puas, sang ustadz mencoba lagi membalik-balikan halaman Al Qur’an tersebut dan dia kemudian berhenti pada surat Al Furqaan ayat 16:

“Bagi mereka di dalam surga itu apa yang mereka kehendaki, sedang mereka kekal (di dalamnya). (Hal itu) adalah janji dari Tuhanmu yang patut dimohonkan (kepada-Nya)”

Karena sudah puas dan yakin akan bisa memberikan jawaban, Pak ustadz kita kemudian berkata : “Sekarang saya minta Anda semua berkonsentrasi dan pejamkan mata”. Agak terheran, mereka semua mengikuti perintah ustadz tersebut. “Sekarang bayangkanlah surga seperti apa yang kalian impikan” ustadz melanjutkan : “ Sudah…!?”, Mereka semua mengangguk karena sudah membayangkan kondisi seperti apa yang mereka inginkan di surga. Ustadz kemudian berkata : “ Nah.. apa yang sudah kalian bayangkan, kalikan sepuluh kali lipat, ketahuilah… kalian akan mendapatkan surga lebih dari itu,
karena dalam Al Qur’an, Allah telah berfirman sebanyak dua kali.. mereka akan mendapat segala apa yang mereka kehendaki…”

Entah apa yang terjadi selanjutnya, namun setelah peristiwa dengan sang ustadz tersebut, sangat ajaib karena mereka semua telah berobah. Si Arab Badui menjadi seorang yang sangat rajin beribadah bahkan orang-orang sering menemukannya tengah beriktikaf di Mesjidil Haram, shalat dan berdo’a sebanyak mungkin. Si penjaga taman berubah menjadi seseorang yang berusaha menjaga pandangan dan pikirannya dari hal-hal yang mengundang nafsu syahwat, si penata rambut mendadak jadi orang sholeh menjauhkan diri dari tindakan homoseksual, si tante girang betul-betul berhenti memelihara ‘daun muda’ malah dia kemudian aktif menggalang kelompok pengajian ibu-ibu dengan aktifitas sosial yang sibuk, si artis telah memakai jilbab, tidak mau lagi mengumbar aurat, dia sekarang memilih-milih peran membintangi film yang bermutu dan jauh dari adegan membuka ‘sekwilda’- sekitar wilayah dada. Pak Konglomerat terlihat makin giat berusaha dan berekspansi, namun satu hal, semua hasil keutungannya ternyata disalurkan kebeberapa yayasan sosial yang dia bentuk sendiri, yang bergerak di bidang bantuan bea siswa, anak terlantar, dakwah agama dan bencana alam, sedangkan dia sendiri menjalani hidup zuhud, sederhana dengan harta, rumah, pakaian secukupnya. Dan si petinju, dia tetap menjalani profesinya sebagai petinju, namun soal kalah menang bukan lagi menjadi beban pikirannya. Dia lebih berkonsentrasi untuk menempa dirinya sendiri agar tidak jadi bulan-bulanan lawannya, berlatih giat setiap hari, tidak kecewa kalau kalah dan tidak berbangga hati secara berlebihan kalau memperoleh kemenangan.

Mereka semua mendadak jadi ahli ibadah, rajin sholat, puasa, zakat dan hampir semuanya berhasil menunaikan ibadah haji. Mereka menjadi pribadi yang disenangi di lingkungannya, ramah, suka menolong, selalu aktif dalam kegiatan sosial, betul-betul menjadi rahmat bagi lingkungan. Pada akhir dua pertiga malam, mereka selalu bangun melakukan shalat tahajud, bersujud dihadapan Allah sedalam-dalamnya bahkan kerap diiringi oleh airmata yang mengalir, mereka berdo’a dengan penuh harap :” Yaa.. Allah, ijinkanlah kami ini menjadi hambamu yang patuh, berilah kami kekuatan untuk menghindari semua larangan-larangan-Mu, selamatkanlah kami dari kehidupan dunia yang menjerumuskan ini…dan limpahkanlah kepada kami surga-Mu, surga yang kami impikan……



demikianlah ilustrasi cerita yang ditulis oleh sdr Archa

Kisah diatas merupakan kisah “tentang impian beberapa Manusia” yang saya kutip dari artikel dari www.swaramuslim.net sebagai gambaran bahwa setiap manusia punya harapan dan dambaan yang ia harap untuk didapatkan tetapi ternyata kenikmatan-kenikmatan keduniawain tersebut menggambarkan secara jelas bahwa semua adalah kenikmatan tersebut kalau dinilai dari sudut pandang kedunawian adalah kenikmatan semu / fatamorgana!

Tetapi seperti apa gambaran Syurga menurut Islam?
Gambaran syurga didalam Islam sering digambarkan seperti apa yang diharapkan :orang-orang dalam kisah tersebut,yaitu :sungai yang mengalir,taman-taman yang indah,tentang bidadari dll

Seakan-akan gambaran syurga Islam bersifat Dunawiyah semata!
Sehingga sering dipersoalkan oleh mereka-kereka orang luar terutama oleh orang-orang Kristen,yang menurut mereka syurga Islam hanya bersifat memenuhi “kedagingan”semata!

Tetapi benarkah demikian?

Maka untuk menjawab tentang apa yang mereka persoalkan maka cara yang paling tepat adalah memahami Syurga menurut Islam secara utuh = tidak hanya memahami ayat-ayat Al-Qur’an maupun Hadist tentang syurga tidak secara sepotong tetapi secara utuh!
Dan setidaknya di kisah diatas disinggung sedikit bahwa “gambaran Syurga menurut Islam “ adalah :

*** “Bagi mereka di dalam surga itu apa yang mereka kehendaki, sedang mereka kekal (di dalamnya). (Hal itu) adalah janji dari Tuhanmu yang patut dimohonkan (kepada-Nya)”…….****

jadi apa saja yang dikehendaki /diinginkan akan diberikan!

Apakah ia ingin seperti malaikat atau tidak ingin kawin dan dikawinkan (barangkali ada manusia yang ingin masuk syurga punya keinginan seperti itu ) akan dikabulkan.

Di dalam Islam jangankan hanya keinginan seperti Malaikat,sejak awal penciptaan Manusia sudah ditegaskan bahwa kedudukan “manusia justru lebih tinggi dari Malaikat”! karena tujuan manusia pertama diciptakan sangat jelas yaitu sebagai “khalifah” di Bumi!

Tetapi kedudukan lebih tinggi bagi manusia-manusia seperti kita dibutuhkan sebuah perjuangan /amal perbuatan dan keihklasan!

Dan keduanya harus seiring sejalan,karena punya perjuangan yang sungguh-sungguh tetapi tanpa didasari keihklasan maka perjuangan tersebut akan begitu mudahnya perjuangan tersebut dikotori oleh perjuangan-perjuangan yang menyimpang!

Dan keikhlasan tanpa disertai perjuangan sama juga O(kosong),karena Manusia sejak awal diciptakan sebagai khalifah,yang harus dinamis dalam melaksanakan kehidupan dan tidak statis,yang ia tidak berbuat apa-apa.

Tetapi kalau ia tidak mampu menjadi khalifah yang baik,bukan menjadi “pengelola dunia yang baik” maka kedudukannya jatuh ke derajat yang sangat rendah,bahkan kedudukannya lebih rendah dari pada binatang!

Dan Sang Pencipta tahu betul dengan “karakteristik ciptaannya” yaitu apa-apa yang ia dambakan agar bisa memotivasi mereka untuk senantiasa berjuang dengan dasar Ikhlas dan Ikhlas dalam perjuangan!

Jadi dalam memahami tentang “teks-teks” tentang syurga didalam Islam jangan hanya dipahami secara “tekstual .hurufiah” tetapi hendaknya dipahami betul kontekstual dan maknawiyah kata-kata di dalam ayat-ayat AL Qur’an maupun Hadist! Karena di ayat lain Al Qur’an maupun Hadist menjelaskan:

[56:60]Kami telah menentukan kematian diantara kamu dan Kami sekali-kali tidak dapat dikalahkan
[56:61] untuk menggantikan kamu dengan orang-orang yang seperti kamu (dalam dunia) dan menciptakan kamu kelak (di akhirat) DALAM KEADAAN YANG KAMU TIDAK KETAHUI.


jadi dalam hal ini bagaimana keadaan “manusia di akhirat nanti” tidak diketahui oleh Manusia =
belum pernah terlihat oleh mata. Terdengar oleh telinga dan terbayang dalam pikiran manusia!

Lalu bagaimana penejelasan-penjelasan ayat-ayat lain tentang keadaan syurga yang ada sungai mengaliur dibawahnya. Bidadari dll?

Semua itu adalah penjelasan untuk kadar kemampuan manusia dalam memahami tentang kenikmatan!

Maka bisa kita logikakan seperti menjelaskan “manfaat computer’ pada orang primitive!
Tentu saja penjelasannya menyesuaikan dengan kemampuan pikir obyek “yang dijelaskan”

Bukankah salah satu tujuan beragama ada untuk mendapatkan kenikmatan Abadi??
Bagaimana agar Manusia termotifasi untuk mendapatkannya??
Salahkah untuk memberi iming-iming agar manusia termotifasi mendapatkannya sesuai dengan :kenikmatan yang dipahami didunia??
Agar manusia bersemangat mendapatkannya??
Maka justru sangat konyol sekali kalau ada yang menilai “penjelasan-penjelasan “ tersebut di ukur dengan norma “keduniaan” sekarang!
Saya akan memberiilustrasi bahwa sebuah pekerjaan yang sama dilakukan waktu yang berbeda maka nilai pekerjaan tersebut berbeda nilainya!
Dan ilustrasi yang saya berikan tidak jauh dari “ilustrasi yang sering di permasalahkan” yaitu mengenai hubungan Intim antara laki-laki dan wanita!
Karena saya yakin yang aktif diforum ini orang-orang dewasa,jadi ilustrasi ini tidak akan disalah pahami!
1. Persoalan intim tersebut jangankan melakukan membicarakan saja termasuk tabu kalau yang berbicara adalah “anak yang belum cukup umur”
2 . orang yang sudah cukup umur dan punya pasangan, dan Ia melakukan hubungan tersebut tetapi hubungan tersebut belum di syahkan oleh agama yang diyakininya maka ia sudah berbuat Dosa besar = zina
3. orang yang sudah cukup umur dan sudah menikah tetapi ia berhubungan intim bukan dengan pasangan yang syah menurut keyakianannya maka sama saja berbuat dosa besar = zina
4. orang yang sudah cukup umur dan ia sudah punya pasangan tetap tetapi ia tidak mau menggauli pasangannya maka inipun juga telah berbuat dosa
5. orang yang sudah cukup umur dan berhubungan intim dengan pasangan yang syah maka itu sama sekali tidak dosa tetapi justru ia sedang melakukan salah satu kewajibannya sebagai suami istri.

Sekarang kita kaji secara ilmiah apakah berhubungan intim yang dilakukan suami istri yang syah dengan orang yang berhubungan intim yang dilakukan dengan pasangan yang bukan suami istri??
Adakah perbedaanya?
Tidak ada bukan??
Jadi kesimpulannya sesuatu tindakan /perbuatan tidak bisa dinilai secara generalisir = menilai apa yang terjadi “di akhirat” dengan ukuran dunia!
Itu sama saja menilai hubungan intim wanita suami istri yang syah dinilai dari sudut pandang / ukuran “orang yang belum menikah !
Jadi kalau ada orang yang mempersoalkan gambaran “syurga didalam Islam” di ukur dengan penilaian dunia alangkah konyolnya penilaian tersebut………………………
Justru kalau mau fair berdiskusi atau berharap akan mendapatkan “ kebenaran atau pencerahan “ maka alangkah baiknya kalau yang tidak setuju berani memberikan perbandingan dengan konsep Syurga menurut keyakinannya”
Kemudian tinggal terserah pembaca yang akan menilai Syurga yang mana yang membuat ia bersemangat untuk mendapatkannya…..

wassalam

romadi