Menjawab tantangan Duladi bag 4

BAGIAN KE 4


Sdr Duladi :: tanggal 14 Mei 2007 01:18:49
Kami umat Kristen tidak memakai otak Muslim dalam memaknai perkataan Rasul Paulus tentang kata pelajaran di ayat tersebut.

Rm. 15:4 Sebab segala sesuatu yang ditulis dahulu, telah ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita, supaya kita teguh berpegang pada pengharapan oleh ketekunan dan penghiburan dari Kitab Suci.

Mari kita baca keseluruhan perikop dari ayat tersebut.

Roma 15
1 Kita, yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan kita mencari kesenangan kita sendiri.
2 Setiap orang di antara kita harus mencari kesenangan sesama kita demi kebaikannya untuk membangunnya.
3 Karena Kristus juga tidak mencari kesenangan-Nya sendiri, tetapi seperti ada tertulis: "Kata-kata cercaan mereka, yang mencerca Engkau, telah mengenai aku."
4 Sebab segala sesuatu yang ditulis dahulu, telah ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita, supaya kita teguh berpegang pada pengharapan oleh ketekunan dan penghiburan dari Kitab Suci.
5 Semoga Allah, yang adalah sumber ketekunan dan penghiburan, mengaruniakan kerukunan kepada kamu, sesuai dengan kehendak Kristus Yesus,
6 sehingga dengan satu hati dan satu suara kamu memuliakan Allah dan Bapa Tuhan kita, Yesus Kristus.
7 Sebab itu terimalah satu akan yang lain, sama seperti Kristus juga telah menerima kita, untuk kemuliaan Allah.
8 Yang aku maksudkan ialah, bahwa oleh karena kebenaran Allah Kristus telah menjadi pelayan orang-orang bersunat untuk mengokohkan janji yang telah diberikan-Nya kepada nenek moyang kita,
9 dan untuk memungkinkan bangsa-bangsa, supaya mereka memuliakan Allah karena rahmat-Nya, seperti ada tertulis: "Sebab itu aku akan memuliakan Engkau di antara bangsa-bangsa dan menyanyikan mazmur bagi nama-Mu."

Bahwa kata 'pelajaran' tersebut mengarah kepada keteladanan dan kata-kata pengharapan dari para penyair, seperti apa yang ia kutip dari Mazmur Daud tersebut (Mzm 69:10). Sebab sesuai konteks yang Rasul Paulus kemukakan, ia sedang berbicara tentang kisah sengsara Kristus dan keteladanan Kristus yang hidup bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani. Rasul Paulus bukan membicarakan tentang bagaimana perintah Allah untuk memerangi orang-orang kafir di mana pun mereka berada, memenggali kepala, tangan dan kaki mereka, atau perintah Allah untuk merampok, memperkosa atau menyebarkan agama dengan cara kekerasan.

Hanya otak idiot saja yang akan berpikir bahwa makna kata 'pelajaran' atau 'segala sesuatu yang tertulis di kitab suci' dianggap sebagai CONTOH UNTUK DITIRU. Di dalam Alkitab banyak sekali contoh kehidupan orang-orang yang saleh maupun kehidupan yang salah kaprah, dan manusia yang berakal tentunya bisa memilah-milah mana yang seharusnya dijadikan panutan dan mana yang untuk dihindari, itulah makna dari kata PELAJARAN. Alkitab tidak mencontohkan kehidupan yang salah itu akan berakibat menyenangkan, justru menuliskan dengan cermat dan sangat jelas akibat-akibat yang ditimbulkan dari kekeliruan atau penyimpangan-penyimpangan hidup yang para tokoh lakukan.

Kembali ke masalah KISAH PERTEMPURAN ISRAEL DI MASA MUSA.

Bila Romadi masih tidak setuju dengan penjelasan saya bahwa kisah-kisah pertempuran bani Israel di masa Nabi Musa tersebut merupakan KISAH SEJARAH, BUKAN PERINTAH TUHAN kepada UmatNya di masa sekarang, Anda berkewajiban untuk membantah ulasan-ulasan saya mengenai hal ini (seperti yang sudah saya postingkan sebelumnya). Tetapi bila Anda dengan gentle dan sportif mau mengakui bahwa penjelasan saya ini memuaskan Anda, maka akuilah bahwa Anda menerima penjelasan saya. Jangan jadi pengecut lantaran takut dicap KALAH DEBAT!

Saya ingin tiap masalah yang Anda timbulkan dapat benar-benar tuntas, baru kita melangkah ke masalah berikutnya. Selama Anda masih belum setuju, Anda harus bisa menunjukkan argumentasi yang memadai, bukan malah mengaburkan inti pembicaraan dan membahas hal-hal yang berbeda.

Seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya, konteks perang/pertempuran pada kisah Israel dengan bangsa-bangsa kafir tersebut, adalah dalam rangka perjalanan bani Israel ke Tanah Perjanjian. Umat Israel tidak sedang memerangi seluruh bangsa untuk dijadikan budak atau dikuasai di bawah penaklukan mereka seperti yang dilakukan oleh kerajaan Persia, Romawi, tentara Islam-Arab di bawah pimpinan Kalifah, atau tentara Mongol di bawah pimpinan Jenghiz Khan. Di mana cita-cita para pencinta duniawi itu adalah hendak menguasai seluruh bumi. Tanah Perjanjian yang diberikan Tuhan kepada umatNya hanya sebagian kecil saja dari luas total seluruh daratan di muka bumi ini. Dan di masa Sesudah Masehi ini, pengharapan dari Tuhan untuk kita adalah Surga, bukan Negeri Duniawi seperti yang dijanjikanNya kepada orang Israel dahulu sehingga untuk mencapainya juga memakai cara-cara duniawi (perang dan pembantaian massal).

Firman Tuhan yang berupa perintah untuk membunuh atau membantai itu ditujukan kepada bani Israel, dan hal itu telah terjadi dan telah terwujud, bani Israel juga telah menduduki Tanah Perjanjian mereka, sempat mengalami masa kejayaan di bawah pemimpin raja Daud dan raja Salomo. Semua umat Kristen atau yang bukan Kristen sekalipun, tentu dengan sangat jelas sekali dapat mengerti, bahwa ayat-ayat dalam Kitab Musa tentang kisah pertempuran dan peperangan BUKAN PERINTAH UNTUK UMAT DI MASA KINI. Hal ini haruslah kita bedakan dengan 10 Perintah Allah, yang juga tetap konsisten untuk diikuti dan dipatuhi sepanjang zaman, karena inilah HUKUM TAURAT yang sebenarnya seperti yang diajarkan oleh Yesus untuk umat Perjanjian Baru. Hukum Taurat (10 Perintah) tersebut merupakan penjabaran kecil dari 2 perintah Tuhan yang utama: "Kasihilah Tuhan Allahmu" dan "Kasihilah Sesamamu Manusia". Inilah PERINTAH ABADI untuk sepanjang zaman, yang diberikan Tuhan kepada kita.

Saya hendak melatih Anda bagaimana cara beriman yang benar, bukan berusaha untuk menutup mata dan pura-pura tidak tahu akan kesalahan-kesalahan ajaran nabinya. Saya akan terus mendesak Anda sampai Anda benar-benar mau menyadari bahwa tuduhan Anda itu tidak benar, dan Anda dengan sikap terbuka mau mengakuinya.

Salam, Yesus Kristus mengasihi Romadi dan keluarga di rumah. Amin.
DULADI




Sdr Romadi :: tanggal 14 Mei 2007 17:39:16
lho..lho...lho...diminta untuk menjelaskan argumentasinya kok ngamuk-ngamuk nggak karuan???? = inikah diskusi yang baik???

akan saya kelompokan tulisan orang yang ngamuk dahulu:

1. Kami umat Kristen tidak memakai otak Muslim dalam memaknai perkataan Rasul Paulus tentang kata pelajaran di ayat tersebut.
..............................................................................................................
2. Hanya otak idiot saja yang akan berpikir bahwa makna kata 'pelajaran' atau 'segala sesuatu yang tertulis di kitab suci' dianggap sebagai CONTOH UNTUK DITIRU. Di dalam Alkitab banyak sekali contoh kehidupan orang-orang yang saleh maupun kehidupan yang salah kaprah, dan manusia yang berakal tentunya bisa memilah-milah mana yang seharusnya dijadikan panutan dan mana yang untuk dihindari, itulah makna dari kata PELAJARAN. Alkitab tidak mencontohkan kehidupan yang salah itu akan berakibat menyenangkan, justru menuliskan dengan cermat dan sangat jelas akibat-akibat yang ditimbulkan dari kekeliruan atau penyimpangan-penyimpangan hidup yang para tokoh lakukan.
...............................................................................................................
3. Saya ingin tiap masalah yang Anda timbulkan dapat benar-benar tuntas, baru kita melangkah ke masalah berikutnya. Selama Anda masih belum setuju, Anda harus bisa menunjukkan argumentasi yang memadai, bukan malah mengaburkan inti pembicaraan dan membahas hal-hal yang berbeda.
...................................................................................................................

4. Saya hendak melatih Anda bagaimana cara beriman yang benar, bukan berusaha untuk menutup mata dan pura-pura tidak tahu akan kesalahan-kesalahan ajaran nabinya. Saya akan terus mendesak Anda sampai Anda benar-benar mau menyadari bahwa tuduhan Anda itu tidak benar, dan Anda dengan sikap terbuka mau mengakuinya

di empat point diatas sama sekali tidak ada argumentasi yang berarti yang sesuai aturan yang ia buat sendiri!

kalau seandainya tulisan semacam ini yang menuliskan Romadi bagaimana ya??? = langsung akan dibuang ke kotak sampah...... kalau Duladi...... bagaimana Admin???

dan yang seperti argumentasi dari Duladi

1. Rm. 15:4 Sebab segala sesuatu yang ditulis dahulu, telah ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita, supaya kita teguh berpegang pada pengharapan oleh ketekunan dan penghiburan dari Kitab Suci.

Mari kita baca keseluruhan perikop dari ayat tersebut.

Roma 15
1 Kita, yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan kita mencari kesenangan kita sendiri.
2 Setiap orang di antara kita harus mencari kesenangan sesama kita demi kebaikannya untuk membangunnya.
3 Karena Kristus juga tidak mencari kesenangan-Nya sendiri, tetapi seperti ada tertulis: "Kata-kata cercaan mereka, yang mencerca Engkau, telah mengenai aku."
4 Sebab segala sesuatu yang ditulis dahulu, telah ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita, supaya kita teguh berpegang pada pengharapan oleh ketekunan dan penghiburan dari Kitab Suci.
5 Semoga Allah, yang adalah sumber ketekunan dan penghiburan, mengaruniakan kerukunan kepada kamu, sesuai dengan kehendak Kristus Yesus,
6 sehingga dengan satu hati dan satu suara kamu memuliakan Allah dan Bapa Tuhan kita, Yesus Kristus.
7 Sebab itu terimalah satu akan yang lain, sama seperti Kristus juga telah menerima kita, untuk kemuliaan Allah.
8 Yang aku maksudkan ialah, bahwa oleh karena kebenaran Allah Kristus telah menjadi pelayan orang-orang bersunat untuk mengokohkan janji yang telah diberikan-Nya kepada nenek moyang kita,
9 dan untuk memungkinkan bangsa-bangsa, supaya mereka memuliakan Allah karena rahmat-Nya, seperti ada tertulis: "Sebab itu aku akan memuliakan Engkau di antara bangsa-bangsa dan menyanyikan mazmur bagi nama-Mu."

2. Bahwa kata 'pelajaran' tersebut mengarah kepada keteladanan dan kata-kata pengharapan dari para penyair, seperti apa yang ia kutip dari Mazmur Daud tersebut (Mzm 69:10). Sebab sesuai konteks yang Rasul Paulus kemukakan, ia sedang berbicara tentang kisah sengsara Kristus dan keteladanan Kristus yang hidup bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani. Rasul Paulus bukan membicarakan tentang bagaimana perintah Allah untuk memerangi orang-orang kafir di mana pun mereka berada, memenggali kepala, tangan dan kaki mereka, atau perintah Allah untuk merampok, memperkosa atau menyebarkan agama dengan cara kekerasan.

3. Kembali ke masalah KISAH PERTEMPURAN ISRAEL DI MASA MUSA.
Bila Romadi masih tidak setuju dengan penjelasan saya bahwa kisah-kisah pertempuran bani Israel di masa Nabi Musa tersebut merupakan KISAH SEJARAH, BUKAN PERINTAH TUHAN kepada UmatNya di masa sekarang, Anda berkewajiban untuk membantah ulasan-ulasan saya mengenai hal ini (seperti yang sudah saya postingkan sebelumnya). Tetapi bila Anda dengan gentle dan sportif mau mengakui bahwa penjelasan saya ini memuaskan Anda, maka akuilah bahwa Anda menerima penjelasan saya. Jangan jadi pengecut lantaran takut dicap KALAH DEBAT!

4. Seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya, konteks perang/pertempuran pada kisah Israel dengan bangsa-bangsa kafir tersebut, adalah dalam rangka perjalanan bani Israel ke Tanah Perjanjian. Umat Israel tidak sedang memerangi seluruh bangsa untuk dijadikan budak atau dikuasai di bawah penaklukan mereka seperti yang dilakukan oleh kerajaan Persia, Romawi, tentara Islam-Arab di bawah pimpinan Kalifah, atau tentara Mongol di bawah pimpinan Jenghiz Khan. Di mana cita-cita para pencinta duniawi itu adalah hendak menguasai seluruh bumi. Tanah Perjanjian yang diberikan Tuhan kepada umatNya hanya sebagian kecil saja dari luas total seluruh daratan di muka bumi ini. Dan di masa Sesudah Masehi ini, pengharapan dari Tuhan untuk kita adalah Surga, bukan Negeri Duniawi seperti yang dijanjikanNya kepada orang Israel dahulu sehingga untuk mencapainya juga memakai cara-cara duniawi (perang dan pembantaian massal).

Firman Tuhan yang berupa perintah untuk membunuh atau membantai itu ditujukan kepada bani Israel, dan hal itu telah terjadi dan telah terwujud, bani Israel juga telah menduduki Tanah Perjanjian mereka, sempat mengalami masa kejayaan di bawah pemimpin raja Daud dan raja Salomo. Semua umat Kristen atau yang bukan Kristen sekalipun, tentu dengan sangat jelas sekali dapat mengerti, bahwa ayat-ayat dalam Kitab Musa tentang kisah pertempuran dan peperangan BUKAN PERINTAH UNTUK UMAT DI MASA KINI. Hal ini haruslah kita bedakan dengan 10 Perintah Allah, yang juga tetap konsisten untuk diikuti dan dipatuhi sepanjang zaman, karena inilah HUKUM TAURAT yang sebenarnya seperti yang diajarkan oleh Yesus untuk umat Perjanjian Baru. Hukum Taurat (10 Perintah) tersebut merupakan penjabaran kecil dari 2 perintah Tuhan yang utama: "Kasihilah Tuhan Allahmu" dan "Kasihilah Sesamamu Manusia". Inilah PERINTAH ABADI untuk sepanjang zaman, yang diberikan Tuhan kepada kita.

dan akan saya tanggapi yang berisi argumentasinya

jawaban point no 1. saya sangat senang sekali kalau anda memberikan bantahan dengan memberikan kutipan utuh dan tak perlu ngamuk-ngamuk.... menunjukkan kepanikan dan ketakutan akan kalah(karena obsesinya menang kalah)

justru dalam hal ini tidak ada kekonsistenan disisi lain membesar-besarkan tentang "kasih" tetapi disisi lain begitu emosionalnya menanggapi postingan yang berbeda pendapat = tanya kenapa??

jawaban point no 2: disini anda hanya mempersoalkan pemahaman tentang "Pelajaran" tetapi mengabaikan kata-kata :

Sebab segala sesuatu yang ditulis dahulu, telah ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita,

jadi dalam hal ini justru pemahaman anda hanya sepotong,yaitu hanya persoalan "pelajaran" dan sama sekali tidak mampu membantah kata-kata lain yang sangat jelas dan tegas !

segala sesuatu = semua
yang ditulis dahulu = isi kitab-kitab yang ditulis sebelumnya
pelajaran bagi kita = ada hikmah dalam setiap yang tertulis untuk pembaca sepajang zaman.

maka pemahamannya adalah = semua isi kitab-kitab yang ditulis sebelumnya ada hikmah dalam setiap tertulis untuk pembaca sepanjang zaman!!

sebagaimana pesan Yesus:

"Jangan menyangka bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat, yaitu hukum yang terdapat dalam Kitab Suci Taurat, atau Firman yang telah disampaikan Allah melalui para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya."

kemudian argumentasi tentang kutipan kitab Mazmur!

perhatikan baik-baik dalam ayat tersebut (ayat 9) disebut sebelumnya :"ada tertulis" jadi mazmur hanya bagian yang tertulis = sebagian firman yang telah Allah sampaikan melalui Nabi!

= kalau Mazmur untuk segala zaman bagaimana dengan kitab bilangan yang termasuk 5 kitab Musa (Taurat) apakah Firman Allah kepada Musa masih dianggap hanya sejarah?

jawaban point no 3.

bukankah postingan-postingan yang lalu dari saya adalah membantah argumentasi anda yang menganggap hanya sejarah?

dan justru anda yang menganggap sejarah sampai saat ini tidak bisa memberikan dasar argumentasinya yang berdasar apa yang tercatat (tertulis didalam alkitab) tetapi berdasarkan asumsi dan fantasi belaka.

dan dalam menghadapi anda saya santai-santai saja..... tidak ada beban karena targetnya bukan untuk kalah dan menang,jadi kenapa dianggap takut akan kalah??

bukan sebaliknya anda yang terobsesi menang kalah maka ketakutan anda tidak berani memberikan jawaban soal "pembantaian orang Midian oleh Musa atas perintah Allah"??

dan untuk menutupi ketidak mampuan anda tersebut maka anda ngamuk-ngamuk seperti ini???

jawaban point 4. sekali lagi dalam point ini anda ingin menjelaskan tentang argumentasi anda bahwa dalam bilangan 32 hanya sejarah dengan membanding-bandingkan peristiwa-peristiwa lain!!

apakah persoalan jengis khan,orang persia dan tentara Islam di bawah khalifah tertulis didalam al-kitab / kitab suci???

dengan sangat jelas bahwa mereka lakukan langsung dari bisikan Tuhan seperti Musa diperintahkan untuk membalas dengan membantai orang Midian?


maka kalau anda tidak mampu memberi bukti yang sejenis ,yang tercatat didalam kitab suci mereka yang anda samakan tersebut ,maka lagi-lagi anda beragumentasi bukan berdasarkan argumentasi yang kuat / berdasarkan kitab suci tetapi hanya berdasarkan emosi dan asumsi.......... karena ketakutan kalau kalah debat.......... = kasihan sekali orang yang terpenjara dengan obsesi menang-kalah........

sangat berbeda orang yang memerdekakan diri dari obsesi menang-kalah karena bisa menyampaikan sesuatu tanpa beban = nyantai-nyatai saja..karena tujuannya hanya menyampaikan masalah diterima atau tidak monggo.....resiko tanggung masing-masing...= he....he..he.................

nerrr nggak???????




Sdr Duladi :: tanggal 14 Mei 2007 20:06:09
Baguslah bila Romadi sudah bisa bersikap lebih santai dan tidak lagi tegang. Dengan demikian kita bisa berdiskusi lebih fokus dan tidak mencari-cari cela untuk memperpanjang alur diskusi untuk menghindari pertanyaan dari saya seputar agama Anda.

Membaca tanggapan Anda, rupanya Romadi agak kesulitan dalam memahami kata 'pelajaran'. Kata 'pelajaran' di dalam wacana Alkitab berarti hikmah, atau sesuatu yang bisa kita ambil hikmahnya, untuk pengalaman hidup, untuk melangkah ke kehidupan selanjutnya. Berbeda dengan kata 'pelajaran' dalam kitab Alquran. Kita bisa simak ayat-ayat berikut.

QS 36:69
“Dan Kami tidak mengajarkan syair kepadanya (Muhammad) dan bersyair itu tidaklah layak baginya. Al Qur'an itu tidak lain hanyalah pelajaran dan kitab yang jelas,”

QS 4:58
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.

QS 44:58
Sesungguhnya Kami mudahkan Al Qur'an itu dengan bahasamu supaya mereka mendapat pelajaran.

Kata PELAJARAN dalam Alquran itu bermakna pengajaran atau 'perintah'. Perintah adalah sesuatu yang harus dipatuhi. Sedangkan hikmah (makna kata 'pelajaran' yang dipakai oleh Rasul Paulus) adalah sesuatu untuk diketahui untuk dijadikan bahan renungan dan pengetahuan hidup.

Seluruh isi Alkitab dapat kita ambil sebagai pelajaran. Itulah sebabnya Rasul Paulus mengatakan, "Segala sesuatu yg tertulis dalam kitab suci adalah untuk menjadi pelajaran bagi kita, supaya kita teguh berpegang pada pengharapan oleh ketekunan dan penghiburan."

SEGALA SESUATU, berarti mencakup kisah-kisah sejarah yang tercatat di dalamnya, sabda Tuhan kepada orang-orang suci, kata-kata wejangan hikmat dari orang-orang bijak, nyanyian atau syair para raja, dan semua yang ditulis oleh para nabi yang terangkum dalam kitab suci, baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru.

Kitab Bilangan adalah salah satu dari kitab Musa. Di dalam kitab Musa tidak melulu berisi PENGAJARAN, baik itu hukum maupun tradisi, juga berisi catatan sejarah perkembangan bangsa Israel di bawah bimbingan Musa sejak mereka keluar dari Mesir hingga dalam perjalanan menuju Tanah Perjanjian.

Hanya orang tak waras saja yang bilang kalau dalam Kitab Musa tak ada catatan sejarah, hanya berisi perintah-perintah belaka, dan ucapan-ucapan Tuhan belaka untuk diamalkan di kehidupan ini sepanjang zaman.

Dan Romadi, tampaknya berusaha memaksakan pendapatnya bahwa APA YANG TERCATAT SEBAGAI SEJARAH MASA LALU dianggap sebagai KEHARUSAN UNTUK DITIRU DI MASA KINI.

Romadi juga mengutip perkataan Yesus:

"Jangan menyangka bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat, yaitu hukum yang terdapat dalam Kitab Suci Taurat, atau Firman yang telah disampaikan Allah melalui para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya."

(Kalimat aslinya: Matius 5:17 "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya”)

Romadi belum bisa membedakan mana HUKUM TAURAT, mana TRADISI YAHUDI, dan mana CATATAN SEJARAH.

Karena tampaknya Romadi tidak lagi bisa memberikan penjelasan atas tuduhannya secara masuk akal, sehingga debat masalah ini terkesan hanyalah debat kusir saja, maka materi ini saya serahkan sepenuhnya kepada para pembaca untuk menilai sendiri, apakah SEJARAH BANI ISRAEL SEBAGAI SUATU KEHARUSAN UNTUK DITIRU DI MASA SEKARANG.

Dan saya cuma bisa kasih tanggapan, adalah ORANG GILA yang menjadikan SEJARAH BANI ISRAEL sebagai CONTOH UNTUK DITERAPKAN DI MASA KINI. Sungguh, orang yang demikian adalah orang gila.

Bila kita menilik Bilangan 31, berarti orang-orang yang hendak menirunya adalah orang-orang STRESS/GILA yang mau membantai suku Midian. Carilah dan temukanlah orang Midian atau orang Moab di bumi ini, dan kalau kamu ditanya, kenapa kamu memerangi kami, jawablah: Karena engkau telah membayar seorang Dukun bernama Bileam guna mengutuki kami dan kalian adalah orang-orang kafir para penyembah berhala yang menyebabkan kami turut terseret juga pada berhala kalian. Tuhan telah memerintahkan kami agar membalas segala perbuatan kalian itu dan memerintahkan kami pula untuk membantai habis kalian kecuali anak-anak kecil dan wanita yang belum pernah bersetubuh dengan pria. Kalau di bumi ini benar-benar ada orang yang mengaku dari suku Midian atau suku Moab, dia adalah orang tak waras lain yang sedang mencoba mengaplikasikan catatan dalam kitab Musa itu.

Sungguh menggelikan....

Untuk selanjutnya saya akan bercerita sedikit kepada “ANAK SEKOLAH MINGGU” perihal siapa Bileam dan mengapa Tuhan begitu benci kepada bangsa-bangsa kafir di masa Musa.

Siapa Bileam
------------

Bileam, adalah seorang anak dari Beor dengan Petor. Semula ia dipandang sebagai seorang penglihat wahyu yang kufur. Kemudian ia muncul dalam tradisi muda sebagai seorang nabi. Raja Balak dari Moab mengirimnya pergi untuk mengutuk Israel, tapi kenyataannya ia malah memberkati (Bil 22:5-24:25). Sebuah tradisi lain (Bil 31:8,16; Yos 13:22) memandang Bileam sebagai penghasut penyembahan berhala. Oleh sebab itu ia muncul dalam 2Petr 2:15-16. Di dalam Wahyu 2:14 ia sebagai contoh dari guru yang menyesatkan.

Di zamannya, Bileam dikenal sebagai seorang pengutuk yang bertuah, ucapan-ucapannya dikenal manjur (kalau zaman sekarang, dukun atau tukang tenung). Bila “Anak Sekolah Minggu” bertanya, “Dari mana Pak Guru tahu, kalau ucapan-ucapan Bileam dikenal manjur dan bertuah?”

Kita bisa baca ini secara tersirat dari apa yang dilakukan oleh orang Moab ketika mereka tahu bahwa mereka terancam oleh kehadiran orang Israel. Bukannya mereka bersiap-siap menyusun barisan perangnya, tapi malah lebih menyukai cara ghaib dengan memakai jasa seorang Bileam untuk mengutuki bangsa yang dipilih Tuhan. Apabila Bileam sebelumnya tidak berprofesi sebagai tukang kutuk yang handal, tentulah Raja Moab tidak akan mengandalkannya. Orang-orang Moab dan Midian begitu percaya pada kemampuan Bileam sehingga walaupun sudah ditolak mereka rela balik lagi membujuk Bileam malah kali ini membawa lebih banyak pemuka dan orang terhormat dari yang pertama, dan menjanjikan upah berlimpah-limpah sebagai imbalan untuk kesediaannya mengutuk Israel. Secara logis, Raja Moab tentu bukanlah orang bodoh yang mau mengandalkan kemampuan sihir seseorang yang belum pernah teruji.

Raja Moab mengutus tua-tua Midian untuk memanggil Bileam dengan membawa “upah penenung”, diharapkan dengan kutukan-kutukannya orang Israel bisa dipunahkan dari muka bumi ini lantaran sepak terjang umat Tuhan itu amat menggelisahkan hati orang-orang Moab. Di dalam Alkitab tidak disebutkan upahnya dalam bentuk apa, tapi yang pasti, “upah penenung” adalah seperti apa yang biasa diharapkan atau diminta oleh para dukun di zaman sekarang sebagai imbalan jasa. Para tua-tua Midian itu “membawa upah penenung” (Bil 22:7) jelas ini menunjukkan bahwa mereka memang sudah seringkali memakai jasa Bileam, mereka sudah tahu apa-apa yang diinginkan oleh sang dukun ini sebagai imbalannya. Dan hal ini juga menunjukkan kepada kita betapa buruknya pola kehidupan bangsa Moab dan suku Midian di masa itu, penuh dengan kekejian di mata Tuhan, sehingga Tuhan muak kepada mereka dan berniat membinasakan total orang-orang itu.

Kegelisahan orang Moab/Midian terhadap orang-orang Israel dapat kita ketahui dari ucapan ini:

"Ketahuilah, ada suatu bangsa keluar dari Mesir; sungguh, sampai tertutup permukaan bumi olehnya, dan mereka sedang berkemah di depanku.” (Bilangan 22:5 )

Jumlah orang Israel yang sedemikian banyak, disebabkan oleh perkembangan mereka yang pesat karena umat Israel telah diberkati Tuhan sesuai dengan janjiNya kepada Abraham:

“Aku akan menjadikan keturunanmu seperti debu tanah banyaknya, sehingga, jika seandainya ada yang dapat menghitung debu tanah, keturunanmupun akan dapat dihitung juga.” (Kejadian 13:16)

Di dalam Bilangan 23-24, Pepatah-pepatah Bileam bernilai sastra tinggi. Boleh jadi usianya sudah tua sekali. Ini juga bisa kita tilik dari bagaimana Raja Moab perlu mengutus para tua-tua, para pemuka dan tokoh-tokoh terhormat dari Midian dan negerinya untuk menghormati kedudukan Bileam dan kesepuhannya.

Kebencian Tuhan kepada Bangsa-bangsa Kafir
--------------------------------------------

Bila kita melihat betapa sadis dan mengerikannya apa yang diperintahkan Tuhan untuk umat Israel lakukan terhadap bangsa-bangsa kafir itu, kita bisa mengambil pelajaran dari sejarah ini. Di antaranya:

1) Tuhan sangat membenci dosa. Di mata Tuhan, dosa orang-orang fasik di masa Musa itu dianggap sudah tidak terampunkan lagi, sehingga nyawa mereka dianggap tidak berharga lagi di mata Tuhan. Kita juga bisa membandingkan kemurkaan Tuhan ini kepada kota Sodom dan Gomora yang dihujani api dan belerang dari langit oleh Tuhan di masa Abraham dan Lot.

2) Perbuatan sadis yang dilakukan umat Israel di bawah pimpinan nabi Musa itu, memang bila ditinjau dari nurani manusiawi, sangatlah TIDAK BERPERIKEMANUSIAAN. Kita tidak boleh menyangkalnya, dan kita tidak mungkin mengatakan kalau apa yang dilakukan umat Israel itu adalah sesuatu yang biasa-biasa saja. Suatu kejahatan besar di mata hukum dunia, bila suatu bangsa membasmi habis satu bangsa lain, apabila bangsa itu tidak bersalah. Tetapi dalam kasus sejarah Israel itu, kita tidak bisa hanya sekedar memandangnya dari sudut kemanusiaan saja, tapi kita pun menilik dari apa dan bagaimana yang dirasakan dan dilihat Tuhan ketika itu pada bangsa-bangsa tersebut. Apabila Tuhan yang memang menghendaki adanya hukuman yang demikian keji, manusia siapapun tak bisa menghalanginya. Tentu kita tidak bisa menganggap ini semata perbuatan Israel, tanpa perantaraan tangan Israel pun, kalau Tuhan menghendaki suatu bangsa musnah seperti Sodom dan Gomora, maka akan terjadilah. Kita pun juga bisa mengambil pelajaran dari apa yang baru-baru ini terjadi di negeri kita, yaitu Gempa Bumi dan Tsunami. Kita tidak berhak protes dan mengatai Tuhan tidak berperikemanusiaan lantaran membantai hampir lebih dari separuh penduduk Aceh. Kita mesti belajar dari itu, dan mencoba untuk menyelami Tuhan, kenapa sampai Tuhan tega berbuat sekeji itu.

3) Hal-hal yang pernah terjadi di masa lampau di abad-abad Sebelum Masehi, bisa dimaklumi adanya cara-cara duniawi (perang dan pembantaian) lantaran memang Tuhan ketika itu menjanjikan suatu NEGERI DUNIAWI. Ketika kita menghendaki adanya kehidupan dunia yang bersih dan suci dari dosa, dunia ini dianggap sebagai tempat milik yang mesti dijaga dan dipertahankan, tentu kita tidak bisa lepas dari cara-cara duniawi pula. Tetapi semenjak umatNya membangkang dan Tuhan memberikan hukuman bagi mereka dengan mencerai-beraikan mereka ke segala bangsa, Tuhan tidak lagi menjanjikan NEGERI YANG DUNIAWI, Ia menjanjikan NEGERI YANG LAIN, NEGERI YANG BENAR-BENAR BARU, yaitu Surga. Tentu, untuk menuju kepada Dunia Baru ini tidak lagi diperlukan cara-cara duniawi sebagaimana yang pernah dilakukan umat Israel di masa Musa. Yang diperlukan untuk mencapainya adalah ketaatan dan iman yang teguh. Justru orang yang masih mengandalkan cara-cara duniawi, menunjukkan ia orang yang tidak percaya kepada JANJI TUHAN, secara tidak langsung ia menolak Surga, dan lebih mengindahkan apa-apa yang berasal dari dunia ini. Ketamakan akan dunia inilah yang menyebabkan seseorang akan menggunakan cara-cara jahat untuk mempertahankannya.

4) Bila dalam Perjanjian Baru, cara-cara keji sudah tidak dipakai lagi dan memang itu tidak lagi relevan, sebab Tanah Perjanjian kita bukan di dunia ini, melainkan di Dunia yang Akan Datang, malah KETABAHAN, KETAATAN dan KETEKUNAN itulah yang perlu diterapkan. Kalau di zaman Musa, umat Tuhan membawa pedang; kini tidak lagi. Justru umat Tuhan-lah yang harus selalu siap menjadi KORBAN PEDANG. Syahidnya umat Tuhan di masa sekarang, adalah mati di tangan kafir. (Bandingkan dengan syahidnya Islam, mati karena membunuh orang).

5) Dari pemahaman yang kita peroleh ini, kita tahu, cara-cara yang dipakai Muhammad bukan berasal dari Tuhan, sebab ia hendak mengembalikan kita ke zaman Musa, di mana manusia masih menggunakan cara-cara duniawi untuk mencapai ketamakannya, kegembiraannya dan pelampiasan nafsu jahatnya yang tidak terbatas. Keinginan Islam untuk menguasai seluruh dunia, adalah suatu hal yang berkebalikan dari apa yang diajarkan oleh Yesus. Kita bukan diajarkan untuk menguasainya, tapi untuk menyadarkannya sebisa mungkin; apabila mereka tetap tidak mau sadar, kitalah yang harus menjauhi dunia agar kita tidak turut dimurkai oleh Allah. Cara-cara pendudukan dan penaklukan tidak lagi sahih menurut aturan Tuhan, tetapi ini adalah cara-cara yang biasa dipakai oleh para PENGUASA DUNIAWI. Kita tidak bisa mengklaim bahwa apa-apa yang dilakukan Muhammad adalah merupakan perintah Tuhan yang sama dengan Tuhannya Musa. Kita harus meneliti dengan seksama, apakah Tuhannya Muhammad benar-benar sama dengan Tuhannya Musa, ataukah ia cuma tuhan palsu hasil kayalan Muhammad belaka. Inilah yang sedang kita coba buktikan.

Semoga Romadi benar-benar bisa membuktikan nantinya, apakah Islam benar dari Tuhan, apakah Muhammad memang nabi, dan apakah Alquran kumpulan ucapan Tuhan.

Agar tidak terlalu panjang postingan ini, saya penggal sampai di bagian ini dulu, dan saya mungkin menunggu bagaimana tanggapan Romadi dengan komentar ini. Dan saya berharap, pembahasan ini akan segera dapat berlanjut ke masalah berikutnya.

Salam, Yesus Kristus mengasihi Romadi dan keluarga di rumah.

DULADI



Sdr Romadi :: tanggal 16 Mei 2007 18:15:40
1. Duladi menulis

Baguslah bila Romadi sudah bisa bersikap lebih santai dan tidak lagi tegang. Dengan demikian kita bisa berdiskusi lebih fokus dan tidak mencari-cari cela untuk memperpanjang alur diskusi untuk menghindari pertanyaan dari saya seputar agama Anda.
***==***
romadi menjawab

lho…bukannya sejak awal saya menghadapi anda dengan santai.. dan jauh dari tegang??? tak jarang saya dalam menghadapi postingan secara bersaman menghadapi orang lain lebih dari satu (orang Kristen lain dilain forum) maka saya sering lupa menyertakan : kode-kode html di forum ini, jadi kalau anda menganggap saya tegang dan takut kalah itu kan fantasi dan asumsi anda ,karena anda orang yang suka berfantasi = berkhayal………………..!

dan siapa yang cari-cari cela dalam hal ini,kalau bukan anda sendiri?? Karena kaget mendapat pertanyaan tentang alkitab anda hanya bisa ngamuk-ngamuk nggak karuan…dan sampai sekarang anda masih belum bisa mengendalikan “sikap emosional anda” yang selalu berlebihan….karena takut kalah ya?????

Dan sampai saat ini belum menjawab dengan baik…….dan selalu menjawab tanpa dasar yang jelas….

= kasihan sekali terpenjara oleh obsesi takut kalah =he….he…he…..

dan akan kembali saya akan kumpulkan terlebih dahulu Fantasi / khayalan Duladi di postingannya:

1. Membaca tanggapan Anda, rupanya Romadi agak kesulitan dalam memahami kata 'pelajaran'. Kata 'pelajaran' di dalam wacana Alkitab berarti
***==***
Komentar romadi :

Disini Duladi berkhayal bahwa Romadi dalam kesulitan padahal kenyataanya ia sendiri yang kesulitan untuk memberikan bantahan yang berdasarkan argumentasi yang kuat

2. duladi menulis:

Hanya orang tak waras saja yang bilang kalau dalam Kitab Musa tak ada catatan sejarah, hanya berisi perintah-perintah belaka, dan ucapan-ucapan Tuhan belaka untuk diamalkan di kehidupan ini sepanjang zaman.

Dan Romadi, tampaknya berusaha memaksakan pendapatnya bahwa APA YANG TERCATAT SEBAGAI SEJARAH MASA LALU dianggap sebagai KEHARUSAN UNTUK DITIRU DI MASA KINI.
***==**

romadi menjawab

rasanya hanya orang yang nggak waras saja yang bersikukuh bahwa apa yang tertulis al-kitab hanya sejarah masa lalu = tidak ada pelajaran didalamnya kenapa ia dimasukan didalam alkitab!

Dan sama sekali ia tidak punya argumentasi yang berdasar sama sekali…semua hanya asumsi dan khayalan belaka…..
Karena sangat jelas sekali peperangan tersebut bukan atas kemauan mereka sendiri tetapi atas perintah Tuhan= berdasarkan firman Tuhan!

Yang menjadi persoalan sebenarnya adalah apa yang tercatat tersebut tidak sesuai dengan apa yang terpikir di benak Duladi yang awalnya sesumbar tidak ada ajaran berperang didalam alkitab karena seperti yang sudah-sudah ia hanya berfantasi dan berkhayal bahwa apa saja harus menyesuaikan pikirannya yang he…he…he…

Maka dengan sikap gelap mata berusaha dalam memahami bahwa itu hanya sejarah masa lalu…. Dan pendapaatnya tersebut sama saja mementahkan argumentasi sendiri yang begitu semangat “ menganggung-agungkan kitab Yesaya” yang menyampaikan soal “Yerusalem dan Yehuda “ pada masa itu! Bisa buat pelajaran untuk siapa saja

Maka ia mau konsisten sikap yang mana??? Memahami kisah Yesaya atau kisah Musa hanya sejarah atau pelajaran buat pembaca(masa kini juga)??

Sepertinya ia konsisten dengan sikap “takut kalah” tidak mempedulikan sikap yang plin-plan dalam memahami sesuatu! Karena mau ingin menang sendiri….????

Kasihan sekali orang yang terobsesi takut kalah dan ingin menang sendiri maka ia harus menipu diri sendiri………. Dan tidak peduli dengan tidak konsisten…. = apakah ini sikap orang waras???

Dan akan saya tunjukkan sikap ketidak konsistenannya tersebut!

Pertama
Duladi menulis : SEMUA YANG TERTULIS DAPAT DIAMBIL PELAJARAN

***
Seluruh isi Alkitab dapat kita ambil sebagai pelajaran. Itulah sebabnya Rasul Paulus mengatakan, "Segala sesuatu yg tertulis dalam kitab suci adalah untuk menjadi pelajaran bagi kita, supaya kita teguh berpegang pada pengharapan oleh ketekunan dan penghiburan."

SEGALA SESUATU, berarti mencakup kisah-kisah sejarah yang tercatat di dalamnya, sabda Tuhan kepada orang-orang suci, kata-kata wejangan hikmat dari orang-orang bijak, nyanyian atau syair para raja, dan semua yang ditulis oleh para nabi yang terangkum dalam kitab suci, baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru.****

Kemudian ia menulis : KITAB BILANGAN TIDAK MELULU = TIDAK SEMUA BERISI PELAJARAN

*** Kitab Bilangan adalah salah satu dari kitab Musa. Di dalam kitab Musa tidak melulu berisi PENGAJARAN, baik itu hukum maupun tradisi, juga berisi catatan sejarah perkembangan bangsa Israel di bawah bimbingan Musa sejak mereka keluar dari Mesir hingga dalam perjalanan menuju Tanah Perjanjian.

Hanya orang tak waras saja yang bilang kalau dalam Kitab Musa tak ada catatan sejarah, hanya berisi perintah-perintah belaka, dan ucapan-ucapan Tuhan belaka untuk diamalkan di kehidupan ini sepanjang zaman.*****

romadi menjawab

disini ia membedakan itu dengan perintah tetapi ia sama sekali tidak menjelaskan pelajaran apa tentang firman Tuhan kepada Musa untuk “memerangi orang Midian”!

SEBUAH PERTANYAAN SAYA SEBELUMNYA YANG IA HINDARI….. …nggak mau menjelaskan tetapi hanya ngamuk nggak karuan …= he…he…..he……

PELAJARAN APA ,TUHAN BERFIRMAN KEPADA MUSA UNTUK MEMERANGI ORANG MIDIAN???
++++****++++

3. duladi menulis

Romadi juga mengutip perkataan Yesus:

"Jangan menyangka bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat, yaitu hukum yang terdapat dalam Kitab Suci Taurat, atau Firman yang telah disampaikan Allah melalui para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya."

(Kalimat aslinya: Matius 5:17 "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya”)

Romadi belum bisa membedakan mana HUKUM TAURAT, mana TRADISI YAHUDI, dan mana CATATAN SEJARAH.

Karena tampaknya Romadi tidak lagi bisa memberikan penjelasan atas tuduhannya secara masuk akal, sehingga debat masalah ini terkesan hanyalah debat kusir saja, maka materi ini saya serahkan sepenuhnya kepada para pembaca untuk menilai sendiri, apakah SEJARAH BANI ISRAEL SEBAGAI SUATU KEHARUSAN UNTUK DITIRU DI MASA SEKARANG.

Dan saya cuma bisa kasih tanggapan, adalah ORANG GILA yang menjadikan SEJARAH BANI ISRAEL sebagai CONTOH UNTUK DITERAPKAN DI MASA KINI. Sungguh, orang yang demikian adalah orang gila.
*****===****

Romadi menjawab

He…..he….he…
Duladi menanggapi ayat yang saya kutip dengan kata-kata : ini yang asli !!

Ukuran Asli dari mana ??? Apakah anda menganggap bahwa kutipan ayat saya palsu???
Apakah ayat yang saya kutip dan yang anda sebut asli berbeda??

Jelaskan perbedaannya……..!!!

siapa yang tidak bisa membedakan antara Kitab taurat dan sejarah? Sampai saat ini anda tidak bisa menjelaskan dasar argumentasi anda bahwa Bilangan 31 hanya sejarah yang tidak ada pelajaran buat pembaca/ sampai zaman ini ! = bukan bagian hukum Taurat maksud anda??


bandingkan argumentasi saya:
1. berdasarkan surat Paulus
2. berdasarkan pesan Yesus

dan semua benar-benar berdasarkan alkitab bukan hanya fantasi dan asumsi saja……
apa masih kurang argumentasinya???

Kalau masih kurang baca baik-baik ayat yang termasuk Bilangan 31 yaitu di ayat 21:

“ lalu berkatalah imam Eleazar kepada prajurit,yang telah pergi bertempur itu : “INILAH KETETAPAN HUKUM YANG DIPERINTAHKAN TUHAN KEPADA MUSA”

jadi sangat jelas bahwa perintah perang pada bilangan 31 bukan hanya sejarah tetapi KETETAPAN HUKUM YANG DIPERINTAHKAN TUHAN KEPADA MUSA!!!

Sekarang bandingkan argumentasi anda bahwa itu hanya sejarah!!

Semua hanya asumsi dan khayalan anda tanpa dasar argumentasi yang berdasarkan alkitab!
Dan khayalan demi khyalan harus mentok ditengah jalan……..(bagaimana bisa membuktikan tentara jenghis khan dan tentara Islam masa khalifah yang tertulis dalam kitab suci???)

Justru sangat jelas sekali anda tak mampu membedakan antara Sejarah murni dan sejarah yang termuat didalam kitab suci yang penuh muatan pelajaran!!



======**===========

2. Dan ia coba membedakan “pelajaran menurut al-kitab dan menurut Al-Qur-an

Berbeda dengan kata 'pelajaran' dalam kitab Alquran. Kita bisa simak ayat-ayat berikut.

QS 36:69
“Dan Kami tidak mengajarkan syair kepadanya (Muhammad) dan bersyair itu tidaklah layak baginya. Al Qur'an itu tidak lain hanyalah pelajaran dan kitab yang jelas,”

QS 4:58
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.

QS 44:58
Sesungguhnya Kami mudahkan Al Qur'an itu dengan bahasamu supaya mereka mendapat pelajaran.

Kata PELAJARAN dalam Alquran itu bermakna pengajaran atau 'perintah'. Perintah adalah sesuatu yang harus dipatuhi. Sedangkan hikmah (makna kata 'pelajaran' yang dipakai oleh Rasul Paulus) adalah sesuatu untuk diketahui untuk dijadikan bahan renungan dan pengetahuan hidup.

Romadi menjawab

He…..he….he….. ia membuat kesimpulan bahwa pelajaran di Al Qur’an sebagai perintah??? Tetapi sama-sekali tidak memberikan argumentasi yang mendukung khayalannya, ia hanya mengutip ayat-ayat Al-Qur’an yang ada kata :”PELAJARAN” tidak lebih dari itu

Dari mana ia bisa mengartikan bahwa pelajaran = perintah??? Kalau bukan fantasinya saja karena begitu terobsesi mempermasalahkan kitab lain tetapi menjelaskan tentang isi alkitab harus membanding-bandingkan dengan kitab lain dan pengetahuan tentang kitab lain sangat minim!!

Karena pelajaran tetap pelajaran dan perintah tetap perintah,= fantasinya tersebut tidak bisa membedakan antara perintah dan pelajaran


Adapun ayat-ayat yang dikuti Duladi tersebut

Qs 36:69 ,kata pelajaran yang ada di ayat tersebut adalah terjemahan dari : “DZIKR” = ingat, maka dalam hal ini makna pelajaran dalam ayat tersebut adalah untuk mengingatkan manusia

Qs 4:58 , “memberi pengajaran” diterjemahkan dari kata : ni’imma= pemberian yang baik

Qs 44:58, kata “pelajaran” tersebut di terjemahkan Dari kata “yatadzakarun” = mendapat peringatan.

Jadi sangat jelas sekali bahwa memahami kitab suci cara yang paling tepat adalah memahami bahasa aslinya,karena tak ada satupun hasil terjemahan yang bisa memindahkan bahasa satu kebahasa lainnya secara tepat

Sedangkan kalimat perintah tetap kalimat perintah atau dalam bahasa Arab disebut “fi’il Amr”, dan harus tahu juga konteks perintah tersebut seperti perintah perang didalam Al-Qur’an yang secara jelas dan gamblang ada syarat-syarat yang sangat jelas dan harus ada tahapan-atahapan sebelum sampai ketahap tersebut.
+++***======
3. duladi menyombongkan diri dengan menulis

Untuk selanjutnya saya akan bercerita sedikit kepada “ANAK SEKOLAH MINGGU” perihal siapa Bileam dan mengapa Tuhan begitu benci kepada bangsa-bangsa kafir di masa Musa.

Bila kita menilik Bilangan 31, berarti orang-orang yang hendak menirunya adalah orang-orang STRESS/GILA yang mau membantai suku Midian. Carilah dan temukanlah orang Midian atau orang Moab di bumi ini, dan kalau kamu ditanya, kenapa kamu memerangi kami, jawablah: Karena engkau telah membayar seorang Dukun bernama Bileam guna mengutuki kami dan kalian adalah orang-orang kafir para penyembah berhala yang menyebabkan kami turut terseret juga pada berhala kalian. Tuhan telah memerintahkan kami agar membalas segala perbuatan kalian itu dan memerintahkan kami pula untuk membantai habis kalian kecuali anak-anak kecil dan wanita yang belum pernah bersetubuh dengan pria. Kalau di bumi ini benar-benar ada orang yang mengaku dari suku Midian atau suku Moab, dia adalah orang tak waras lain yang sedang mencoba mengaplikasikan catatan dalam kitab Musa itu.
***==***

romadi menjawab

he…..he…..he…. ada yang gemar ngamuk-ngamuk ya??? Kalau orang orang yang suka ngamuk sedang menunjukkan kewarasan atau sebaliknya ya????

Dan yang paling menggelikan adalah “ ia hanya memahami alasan mereka diperangi hanya karena membayar “dukun”???? = pelajaran yang ia tangkap hanya sampai kulitnya saja…= ia tidak mampu memahami subtansi pelajaran tersebut = nyantai saja…ngadepin orang seperti ini……(yang suka bermimpi dan berasumsi kalau ada yang nggak setuju ngamuk …….)

Benarkah Billeam Dukun?? Dari mana yach ia menyimpulkan itu???

0 komentar: